Menurut Arief Pradetya, Head of Home LTE Telkomsel dalam keterangannya kepada Nextren (16/6), nomor telepon adalah sumber daya terbatas yang diberikan pemerintah kepada operator selular, sehingga harus dikelola dengan sangat baik dan aman.
Untuk produk baru, tentunya ada potensi sejumlah nomor yang dijual tersebut merupakan nomor recycle.
Di Telkomsel sendiri mengakui sudah ada prosedur khusus sesuai standard dan peraturan yang berlaku, dalam memastikan nomor recycle tersebut memungkinkan untuk dijual kembali di pasaran.
Baca Juga: Lomba Programmer di Shopee Code League 2020 Sudah Diikuti 19 Ribu Coders
Karena itu, jika ada kemungkinan pelanggan menerima broadcast SMS dari pihak lain, hal tersebut sangat dimungkinkan karena dulunya nomor recylcle tersebut pernah terdaftar sebagai database statis oleh pengiklan atau broadcaster sebagai target menerima broadcast SMS. Tapi masalahnya, banyak orang mengeluh nomor baru yang baru dibeli dan diaktifkan, langsung dibanjiri SMS iklan dan telepon dari telemarketing KTA dan asuransi.
Tak hanya itu, ada pula pengguna kartu perdana yang diteror debt colector yang masih menyimpan nomor nasabah lamanya, dengan caci maki yang meresahkan.
Kasus yang berbahaya dan bikin repot adalah jika sebuah nomor itu dikaitkan sebagai nomor untuk layanan digital yang menjadi tujuan pengiriman password OTP.
Baca Juga: Ini 6 Aturan Baru Nonton di Bioskop, Nonton Bareng Pacar Bakal Repot Nih!
Adakah ganti rugi?
Operator tentu melakukan daur ulang terhadap suatu nomor ponsel yang sudah tidak aktif.
Tanpa sepengetahuan operator, ternyata nomor tersebut masih terhubung dengan data perbankan (kartu kredit).
Lalu pengguna baru membeli dan menyalahgunakan nomor tersebut untuk membobol kartu kredit pengguna lama.