Follow Us

Drone Nuklir Rusia Poseidon, Bisa Dikontrol Hingga 10 Ribu Km dan Picu Tsunami Saat Meledak

None - Jumat, 29 Mei 2020 | 20:10
drone nuklir Poseidon milik Rusia
Defence Blog

drone nuklir Poseidon milik Rusia

Meluncur dari Laut Barents atau perairan lain di Kutub Utara, drone bawah air tersebut bisa melintasi Atlantik Utara.

Jika diledakkan di lepas pantai timur Amerika Serikat (AS), hulu ledak nuklir yang dibawa Poseidon bisa menciptakan gelombang tsunami setinggi puluhan meter, selain kerusakan yang disebabkan oleh ledakan nuklir itu sendiri.

Baca Juga: Siap Perang Bintang, Trump Sahkan Pembentukan Pasukan Luar Angkasa AS Tangkal Sistem Anti Satelit China dan Rusia

Pada Maret 2018 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengonfirmasi keberadaan drone bawah air raksasa tersebut.

Poseidon adalah salah satu dari enam senjata nuklir strategis baru negeri beruang merah.

Pada Juli 2018, Departemen Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan fasilitas tempat drone itu dirakit, dan sebuah film animasi yang menunjukkan bagaimana drone digunakan dalam situasi perang yang sebenarnya.

“Drone memiliki beberapa keunggulan. Kapal selam dengan awak di atas kapal, tentu saja, adalah senjata yang kuat, tetapi ada batasan tertentu pada faktor manusia," kata mantan Kolonel Direktorat Intelijen Utama (GRU) Rusia Alexander Zhilin.

Baca Juga: Pimpinan Iran Sebut Virus Corona Sebagai Senjata Biologis Amerika

"Poseidon secara praktis bisa waspada dan melakukan tugas kapan saja,” ujar dia kepada Sputnik Radio di bawah kontrol Kremlin, Selasa (26/5), seperti dikutip Moscow Times.

Zhilin, Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia, menepis kekhawatiran tentang potensi kerentanan drone terhadap peretas dan cyberterrorist.

“Penampilan drone sekelas ini, tentu saja membutuhkan banyak tanggungjawab karena dikelola melalui perangkat lunak. Jelas bahwa ada risiko tertentu, ketika dalam operasi serangan peretas dapat mencoba mengambil kendali," katanya.

Baca Juga: Hacker Iran Dituduh Membobol Materi Akademik di Universitas AS dan Eropa

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest