Follow Us

Bos Twitter Bela Perusahaannya Yang Diancam Tutup Oleh Donald Trump

Fahmi Bagas - Jumat, 29 Mei 2020 | 10:58
Jack Dorsey

Jack Dorsey

Nextren.com - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sempat mengancam Twitter pada hari Rabu lalu (27/5).

Trump mengatakan siap menutup perusahaan media sosial tersebut karena perlakuan yang dianggap kurang etis.

Seperti yang kita tahu bahwa cuitan akun @realDonaldTrump telah dilabeli oleh Twitter sebagai informasi yang menyesatkan.

Trump menduga bahwa sesuatu yang dilakukan oleh Twitter ini merupakan keikutsertaan perusahaan dalam Pemilihan Presiden AS tahun 2020.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Tutup Medsos Karena Tak Terima Cuitannya Dianggap Menghasut dan Tak Berdasar

"Twitter benar-benar membatasi KEBEBASAN BERBICARA, dan saya, sebagai Presiden, tidak akan membiarkan hal itu terjadi!” tulis Presiden Trump.

Tak hanya itu, Trump juga beralasan bahwa kecurigaan tersebut muncul karena pelabelan ini baru pertama kali dilakukan oleh Twitter.

Menanggapi hal tersebut, Jack Dorsey selaku penemu dan pemilik Twitter pun tak berdiam diri.

Melansir dari cuitannya melalui akun pribadi Dorsey (@Jack), ia mengungkapkan alasannya berani melabeli cuitan dari Presiden Donald Trump.

Tweet yang diposting sehari setelah ancaman Trump itu berisi dalam beberapa sambungan.

Pada cuitan pertama ia mengatakan kalau penyematan label informasi menyesatkan itu adalah hasil dari pengecekkan cepat yang dimiliki Twitter.

Ia juga mengatakan bahwa perusahaannya akan terus melakukan pelabelan untuk cuitan-cuitan yang memiliki kesalahan informasi.

Baca Juga: Cara Posting Tweet Terjadwal, Jadi Mudah Bikin Thread di Twitter

Dorsey juga menambahkan bahwa upaya yang dilakukan oleh Twitter bukan karena ingin menjadi wasit kebenaran.

Namun bos Twitter ini mengaku memiliki tujuan untuk menghubungkan titik-titik pernyataan yang bertentangan dan menunjukkan perselisihan di dalam informasi tersebut.

Baca Juga: Bos Twitter Bebaskan Durasi Work From Home Bagi Seluruh Karyawan, Bahkan Bisa Permanen!

Dengan adanya kesinambungan antara titik-titik kesalahan tersebut diharapkan nantinya masyarakat jadi bisa menilai sendiri terkait kebenarannya.

"Lebih banyak transparansi dari kami sangat penting sehingga orang dapat dengan jelas melihat alasan di balik tindakan kami,' tulis Dorsey.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest