"Kami mengamati selama masa pandemi penipuan jenis ini tetap ada dan cenderung meningkat,” ujar Tony.
Menurut Tony, teknik manipulasi psikologis ini merupakan teknik lama yang menyasar pengguna yang kurang waspada, dalam bertransaksi online.
Baca Juga: Kini Bisa Cek COVID-19 Sendiri Dari Rumah Lewat Layanan Baru Halodoc dan Gojek Ini
Teknik ini bisa memancing korban untuk memberikan informasi pribadi seperti nomor rekening, nomor kartu ATM, bahkan bisa sampai password dan nama ibu kandung.
Umumnya pelaku menggunakan iming-iming atau mengatasnamakan lembaga resmi.
“Sekarang mereka biasanya mengatasnamakan aplikasi tertentu atau lembaga tertentu, kalau dulu modusnya mama minta pulsa atau saudara sedang sakit,” ungkap Tony.
Dalam kesempatan yang sama, Gojek mengklaim bahwa keamanan ekosistemnya terus diperkuat.
Baca Juga: Gojek Beri Pernyataan Terkait Dugaan Kebocoran Data Aplikasi GoBiz
Apalagi selama pandemi, Gojek disebut tetap menjadi andalan masyarakat yang berada di rumah.
Hal ini terlihat dari kenaikan transaksi GoPay di layanan GoFood, GoSend dan GoShop serta di luar layanan Gojek seperti e-commerce, gaming hingga donasi digital.
Menurut Senior Vice President IT Governance, Risk & Compliance, GoPay, Genesha Saputra, sistem Gojek diamankan dengan Gojek SHIELD, yaitu teknologi keamanan kelas dunia untuk menjamin keamanan pengguna saat menggunakan aplikasi Gojek.
Gojek SHIELD ini diaplikasikan di seluruh aplikasi untuk konsumen, merchant dan mitra driver.