Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas
Nextren.com- Komisi Pemilihan Umum (KPU) diduga telah alami masalah kebocoran data Daftar Pemelih Tetap (DPT) Pemilu 2014.
Dengan tercurinya data tersebut juga disebutkan kalau saat ini ada 200 juta data pribadi warga Indonesia dalam ancaman.
Kemarin, beredar sebuah postingan dari akun Twitter @underthebreach yang mengatakan bahwa ada 2,3 juta data pribadi milik KPU yang dijual di Dark Web.
Menangani hal tersebut, diketahui bahwa pihak KPU telah bekerja sama dengan Kemenkominfo dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Baca Juga: Bocor Lagi! 2,3 Juta Data Pribadi Warga Indonesia Dicuri, 200 Juta Terancam
Lalu bagaimana dengan kondisi data masyarakat nantinya?
Terkait itu, Alfons Tanujaya, salah satu pakar keamanan siber mengungkapkan bahwa sebenarnya kebocoran data bukanlah sesuatu hal yang baru.
"Kebocoran ini sebenarnya sudah lama tapi heran juga kenapa sekarang baru ramai," ungkapnya saat dihubungi oleh Nextren.
Ia menjelaskan bahwa kasus bocornya rekening salah satu wartawan senior, Ilham Bintang adalah salah satu masalah yang membuka mata bahwa data kependudukan sudah bocor.
Buktinya, para hacker ini bisa menggunakan data yang valid untuk membuat KTP palsu dengan mengaku sebagai calon korban.
Selain itu, tindak penipuan seperti minta uang transfer atau pembajakan akun WA juga menjadi bukti adanya pencurian data namun untuk kelas bawah.