Follow Us

3 Istilah Hacking yang Sering Dilakukan Oleh Peretas dan Solusinya

Fahmi Bagas - Kamis, 07 Mei 2020 | 13:00
Ilustrasi bot hacker

Ilustrasi bot hacker

Laporan wartawan Nextren, Fahmi Bagas

Nextren.com - Tindakan kejahatan siber saat ini kian marak di masa karantina atau work from home.

Di awal-awal periode karantina ini diketahui bahwa serangan hacker terjadi di aplikasi telekonferensi Zoom.

Saat itu masyarakat dikhawatirkan dengan merebaknya kasus Zoombombing yang menampilkan video-video mesum dari hacker di dalam ruang rapat online.

Selain itu, ada pula kabar bahwa data-data pribadi pemilik akun Zoom telah dicuri dan dijual dengan harga ratusan juta.

Baca Juga: Tokopedia Menanggapi Data Pembayaran Pengguna yang Bocor Akibat Hack

Google juga mencatat ada jutaan iklan palsu yang bermaksud untuk tindak kejahatan siber tersebar di situs pencariannya.

Minggu ini juga telah ada sebuah kabar bahwa salah satu e-commerce Indonesia yaitu Tokopedia telah diretas oleh hacker.

Meski pihak Tokopedia mengklaim bahwa data transaksi dan data privasi lainnya masih aman.

Namun, hal itu tetap menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Baca Juga: Cara Mengembalikan Akun Yang Terkena Hack di Bukalapak dan Pencegahannya

Maka dari itu, kita sebagai warga internet atau netizen juga harus bisa memahami apa saja tindak kejahatan siber yang kerap dilakukan oleh hacker.

Berikut Nextren rangkum 3 metode yang paling sering digunakan oleh hacker untuk mencuri data beserta solusi penanganannya.

1. Denial of Service (DoS)

Serangan siber ini dilakukan oleh para pelaku dengan cara melumpuhkan sistem website.

Untuk kegiatan DoS, hacker hanya menyerang situs website agar tidak bisa diakses dan berfungsi.

Baca Juga: Cara Amankan Data Agar Terlindung Dari Hacker Saat Work From Home

Distributed Denial of Service (DDos)
tribunnews

Distributed Denial of Service (DDos)

Namun, ketika serangan tersebut telah melumpuhkan website yang sedang diakses oleh pengguna.

Besar kemungkinan bahwa ada data yang tersangkut di dalam situs tersebut.

Dengan begitu, hacker dapat mendapat celah untuk dengan cepat mengumpulkan data pengunjung yang sedang berada di dalam situs.

2. Malware

Metode kedua yang kerap dilakukan oleh peretas untuk mengambil data adalah Malware.

Malware dilakukan dengan cara menghadirkan sebuah situs ataupun software yang mengandung bahaya yang tinggi.

Tingkat bahaya tersebut ditentukan dengan jumlah virus yang sengaja disematkan oleh hacker untuk menjerat korban.

Jika kamu sudah masuk ke dalam software yang diisi oleh malware, maka besar kemungkinan sistem perangkat milikmu akan rusak.

Kerusakan tersebut telah menjadi celah lebar untuk hacker bisa dengan mudah mencuri data pribadi kamu.

Baca Juga: Cara Mudah Hindari Stalker yang Suka Ngintip Akun Instagram Kamu

3. Phising

Ya, sebenarnya Phising hampir-hampir mirip dengan Malware.

Namun bedanya, Phising menargetkan informasi terkait password, ID, hingga username dari sebuah akun.

Metode kejahatan siber ini lah yang digunakan oleh hacker dalam kasus yang menimpa Zoom.

Jadi proses pencurian data dengan cara Phising kerap dilakukan dengan berbeda-beda.

Baca Juga: Ternyata Begini Proses WhatsApp Bisa Kena Hack Menurut Ahli Keamanan Digital

Salah satunya adalah dengan mengirimkan email kepada pengguna dengan memberikan sebuah tautan.

Nah, ketika tautan tersebut di klik oleh korban, maka biasanya akan tersedia kolom yang mengharuskan korban mengisi data-data pribadi.

Alih-alih bisa mengakses situs tersebut, akhirnya kamu hanya akan stuck di halaman tersebut dan data kamu kemungkinan sudah diambil oleh hacker.

Phising di masa pandemi COVID-19 ini biasa dilakukan dengan cara mengatasnamakan lembaga kesehatan ataupun berpura-pura menjual produk kesehatan seperti masker.

Baca Juga: Google Sudah Memblokir Puluhan Juta Iklan Terkait Virus Corona

Solusi

Dengan mengetahui ciri-ciri tersebut, nampaknya solusi yang bisa dilakukan akan dikembalikan kepada seberapa telitinya pengguna saat berselancar di dunia maya.

Kamu harus melihat dengan jelih situs yang akan kamu kunjungi.

Perhatikan alamat situs dan juga domain yang tertera di situs pencarian.

Selain itu, jangan mudah memasukkan data pribadi ke dalam halaman situs yang tidak kamu ketahui.

Baca Juga: Cara Ampuh Agar Data di E-Commerce Tidak Mudah Dibobol Hacker

Luangkan waktu untuk lebih mengenal situs-situs yang memang kredibel untuk menangani sebuah kasus, contohnya pandemi seperti sekarang.

Jangan mudah mendownload aplikasi entah dari Google Play ataupun situs pencarian.

Kurangi juga untuk mengunduh aplikasi versi mod yang bisa saja malah mengandung malware untuk perangkat.

Baca Juga: Cara Gadai Online di Pegadaian Digital, Datang Langsung Ambil Uang

Nah, sekarang sudah paham kan metode apa saja yang paling sering dipakai hacker dan solusinya?

Semoga informasi ini bisa membuat Sobat Nextren lebih bijak dalam menggunakan internet.

(*)

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest