Nextren.com - Bumi merupakan planet yang menjadi tempat tinggal kita sebagai manusia dan ekosistem lainnya seperti tumbuhan dan hewan.
Namun, seperti diketahui bahwa kondisi bumi saat ini sudah tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.
Sejak beberapa tahun lalu, kita tahu bahwa lapisan ozon di bumi sudah mengalami kerusakan.
Hal ini akibat dari banyaknya polusi yang diciptakan oleh penduduk bumi.
Baca Juga: NASA Siapkan Ruangan Khusus di Stasiun Luar Angkasa Untuk Disewakan
Masalah penebangan hutan secara liar juga membuat kualitas oksigen menurun.
Yang lebih parah terjadi di benua antartika yang saat ini mengalami pencairan es cukup masif sejak 5 tahun ke belakang.
Dengan banyaknya masalah yang terjadi, diketahui bahwa saat ini banyak ilmuwan yang sedang berusaha untuk mencari planet baru untuk menjadi dunia baru bagi manusia.
Pencarian yang dilakukan oleh para peneliti luar angkasa tersebut diketahui menggunakan data yang dikumpulkan oleh teleskop milik NASA.
Ya, lembaga luar angkasa milik Amerika Serikat tersebut memang sudah menciptakan Teleskop Luar Angkasa Kepler dan meluncurkannya pada tahun 2009 untuk mencari planet serupa bumi.
Namun pada 2018, bahan bakar dari teleskop tersebut habis dan harus dihentikan proses penelitiannya.
Mengutip dari BGR, setelah 2 tahun penghentian, diketahui bahwa ilmuwan-ilmuwan antariksa telah mendapatkan sebuah planet yang sangat mirip dengan bumi.
Planet tersebut diberi nama Kepler-1649c yang ukurannya juga memiliki kemiripan dengan bumi.
Lokasi keberadaan Kepler-1649c dikatakan berada di zona layak huni, berarti planet tersebut memiliki potensi mengandung air di permukaannya.
Baca Juga: NASA Buat Peta Khusus Untuk Data Wilayah yang Alami Kekurangan Air
Sehingga hasil tersebut memungkinkan kalau suhu permukaannya akan mirip dengan bumi.
Namun, bentuk permukaan planet yang baru ditemukan ini terdiri dari bebatuan yang memiliki suhu lebih dingin dibanding bumi.
Spesifikasi lain yang disebutkan tentang planet baru ini adalah sistem pencahayaan yang ada di planet tersebut.
Kepler-1649c mendapatkan cahaya bintang 75% lebih banyak dibandingkan sinar pancaran sinar matahari.
Bintang yang mengitari planet tersebut diketahui adalah Red Dwarf.
Red Dwarf adalah bintang yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan matahari.
Ilmuwan juga mengatakan kalau bintang tersebut memiliki siklus perubahan yang cukup cepat dan mudah berubah-ubah.
Saat mengalami peningkatan, diketahui juga kalau Red Dwarf bisa mengjasilkan pancaran yang lebih besar dua kali lipat, sehingga membuat proses kehidupan manusia tidak akan bisa dilakukan di planet tersebut.
Baca Juga: Karyawan NASA di Kennedy Space Positif Terjangkit Virus Corona
"Dunia yang menarik dan jauh ini memberi kita harapan yang lebih besar bahwa Bumi kedua terletak di antara bintang-bintang, menunggu untuk ditemukan," kata Thomas Zurbuchen dari NASA dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari BGR.
"Data yang dikumpulkan oleh misi seperti Kepler dan Satelit Survei Transit Exoplanet kami (TESS) akan terus menghasilkan penemuan luar biasa ketika komunitas sains memperbaiki kemampuannya untuk mencari planet yang menjanjikan tahun demi tahun," pungkasnya.
Pernyataan Zurbuzhen menandakan bahwa NASA akan terus mencari planet terbaru sebagai pengganti bumi.
Lalu, bagaimana pendapat kalian Sobat Nextren? apakah ini adalah sesuatu yang akan berhasil nantinya?
(*)