Laporan wartawan Nextren, Wahyu Subyanto.
Nextren.com - Dunia sudah lama mengenal mata uang digital berbasis crypto, seperti Bitcoin, Ethereum, dan banyak lagi lainnya.
Namun kehadiran mata uang cyrpto seperti itu belum didukung secara resmi oleh semua negara di dunia.
Begitu pula Bank Indonesia yang melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah untuk bertransaksi di Indonesia.
Nah ada kabar menarik yang muncul dari China.
Dahlan Iskan, bos Jawa Pos dan mantan Menteri BUMN era SBY, menuliskan perkembangan terbaru hadirnya uang digital di China.
Baca Juga: Aplikasi Coronavirus Tracking Buatan Google dan Apple Bakal Hadir di Play Store
Dahlan Iskan menulis di situs Disway, dan menerangkan bahwa kemarin sore, harian South China Morning Post (Hongkong) sudah melihat bentuk uang baru Tiongkok.
Uang tersebut hanya akan bisa dilihat di layar ponsel.
Namun tidak ada barangnya, dan tidak ada lembaran kertasnya.
Tapi tetap saja ada tulisan Bank Central Tiongkok sebagai penerbit mata uang itu, lengkap dengan nilai uangnya.
Baca Juga: Grab Berikan 1.000 Rapid Test Covid-19 Untuk Driver dan Tenaga Medis
Sama juga dengan tulisan Bank Central Tiongkok yang biasa terlihat di uang yuan kertas.
Bedanya, di bagian bawahnya ada empat petunjuk, yang tidak ada di uang kertas selama ini.
Empat petunjuk itu (dari kiri): 扫码支付. Artinya 'scan dan bayar'.
Di sebelah kanannya ada 转账. Artinya: 'transfer'.
Kanannya lagi terbaca 收付款. Artinya: 'menerima pembayaran'.
Paling kanan: 碰一碰. Artinya: 'mencoba'.
Lalu ada satu tulisan lagi di bagian paling bawah itu: 数字货币. Artinya: digital currency.
Baca Juga: 5 Tips Memakai WhatsApp Saat Kerja Dari Rumah di Tengah Pandemi
Menurut Dahlan, orang Tiongkok tentu tidak kaget lagi dengan berita ini.
Pertama, sudah dua tahun terakhir mereka tidak memerlukan uang kertas.
Semua pembayaran dilakukan lewat ponsel, termasuk ketika belanja di kaki lima.
Yang kedua, bocoran akan munculnya uang digital itu sudah didengar secara luas.
Hanya saja masyarakat belum tahu, kapan akan diluncurkan.
Tahun lalu Tiongkok memang terkesan seperti adu cepat, agar tidak keduluan diluncurkannya mata uang baru dunia: Libra, yang dipromotori oleh Facebook.
Baca Juga: Update Terbaru Cara Amankan Data Pribadi di Aplikasi Zoom Dari Hacker
Menurut rencana Libra akan diluncurkan akhir tahun 2020 ini.
Seperti juga di Indonesia, Tiongkok juga sudah secara tegas melarang Bitcoin.
Dulu ketika Facebook minta dukungan agar yuan ikut bergabung ke proyek Libra, pemerintah Tiongkok menolak.
Ternyata mereka punya niat sendiriu untuk meluncurkan sendiri mata uang digital.
Dan kemarin, bentuk desain uang digital Tiongkok itu sudah dibocorkan, agar masyarakat lebih siap mental lagi.
Berarti, mata uang fiat segera berakhir di Tiongkok yang lahir lebih 1000 tahun lalu.
Baca Juga: Sony Bagikan Gratis Game Uncharted dan Journey Bagi Pemilik PS4
Hadirnya uang digital secara resmi ini tentu ini bukan persoalan remeh-temeh bagi dunia.
Begitu pula bagi kita yang sudah terlalu terikat dengan mata uang dolar Amerika.
Mata uang Dollar AS
Menurut Dahlan, dolar AS pada dasarnya sudah bukan alat pembayaran lagi, tapi sudah menjadi barang dagangan, yang nilainya diatur oleh penguasa pasar uang.
Hal itu terjadi karena dolar Amerika sudah dilepas dari emas sebagai patokannya, sejak lebih 50 tahun lalu.
Akhirnya dolar menjadi mata uang dunia.
Baca Juga: Update Terbaru Google Play Store Mudahkan Pencarian Aplikasi Anak
Mata uang lain yang mencoba melepaskan diri dari dolar terbukti tidak kuat.
Bahkan saat Eropa bersatu, dengan membentuk mata uang bersama Euro.
Bahkan setiap kali Amerika terkena krisis selalu bisa keluar dengan baik ternyata karena dolar.
Karena Amerika bisa mencetak uang tanpa menyebabkan inflasi di dalam negeri.
Inflasinya ditanggung bersama oleh seluruh dunia pengguna dolar, termasuk Indonesia.
Karena itu banyak negara ikut tersiksa oleh dolar.
Baca Juga: Validasi IMEI Segera DImulai, 280 Juta Nomor Aktif Tak Boleh Terganggu
Nah kini Tiongkok akan keluar dari sistem dolar itu. dalam arti yang sesungguhnya.
Tiongkok sudah menegaskan mata uang digitalnya itu tidak akan bisa dipakai spekulasi.
Sehingga disebut bahwa para pedagang uang internasional kecewa kalau uang digital itu tidak bisa dipakai permainan spekulasi.
Uang yuan digital itu akan kembali ke doktrin uang yang sebenarnya, yakni uang sebagai alat pembayaran.
Yuan digital itu akan kembali disandarkan pada emas. Jadi, hakekatnya memang berbeda dengan dolar.