Nextren.com - NASA merupakan salah satu lembaga milik Amerika Serikat yang bergerak dibidang luar angkasa.
Didirikan sejak tahun 1958, NASA saat ini sudah memiliki sepuluh terminal penerbangan roket untuk perjalanan luar angkasa.
Bukan hanya diperuntukkan untuk menerbangkan roket-roket bagi para astronot untuk melakukan penelitian di luar angkasa.
NASA juga meluncurkan sejumlah satelit yang bertujuan untuk membantu menginformasikan keadaan bumi dari sistem orbit.
Baca Juga: NASA Siapkan Ruangan Khusus di Stasiun Luar Angkasa Untuk Disewakan
Dengan durasi pengoperasian yang sudah mencapai lebih dari 40 tahun tersebut tentunya membuat NASA mengetahui bagaimana bentuk dan kondisi bumi pada aslinya.
Melansir dari Slashgear, lembaga milik Amerika Serikat tersebut dikatakan telah menjalin kerja sama dengan Pusat Mitigasi Kekeringan Nasional Universitas Nebraska-Lincoln.
Proyek tersebut dilakukan keduanya untuk dapat mendistribusikan informasi dan memetakan daerah yang menunjukan keadaan air tanah dan kelembabannya yang ada di seluruh dunia.
Informasi yang dihimpun oleh NASA nantinya akan dilakukan oleh satu satelit khusus yang mengelilingi seluruh belahan dunia.
Jadi, pihak NASA mengklaim bahwa hasilnya nanti akan meliputi seluruh daerah di dunia hingga ke tempat terpencil yang tidak terjamah manusia.
Satelit yang digunakan oleh pihak NASA diketahui adalah satelit Gravitasi Pemulihan dan Eksperimen Ikuti Iklim (GRACE-FO).
Benda khusus tersebut merupakan hasil produksi NASA dan Pusat Penelitian Jerman untuk Geosains yang dibuat pada tahun 2002 silam.
Baca Juga: Karyawan NASA di Kennedy Space Positif Terjangkit Virus Corona
Proses kerja dari proyek ini juga tak hanya mengandalkan hasil analisis dari satelit tersebut saja.
Dikatakan oleh SlashGear bahwa, data yang dihimpun oleh GRACE-FO akan dikombinasikan dengan data dan model komputer lainnya.
Sehingga pihak NASA juga memastikan kalau hasilnya akan menunjukan secara tepat siklus energi dan air di seluruh dunia.
Baca Juga: Tips Bekerja Dari Rumah Atau WFH ala Grab Yang Efektif, Coba Yuk!
Hasil dari program ini adalah tiga lapisan data kelembaban tanah yaitu, kelembaban permukaan tanah, kelembaban zona akar, dan air tanah dangkal.
Jadi nantinya hal ini dirasa bisa membantu untuk mengurangi masalah krisis air yang saat ini masih kerap terjadi di beberapa negara dunia.
(*)