Padahal, data kartu kredit itu sangat rentan. Di mana kalau bisa diperoleh pihak tak bertanggung jawab, maka mereka bisa menggunakan data tersebut untuk berbelanja di tempat lain dan menguras uang si pemilik kartu kredit sampai batasnya habis.
Sedangkan yang kedua adalah data pribadi kamu. Jangan pikir data pribadi itu tidak ada harganya loh! Sekarang ada banyak kasus pencurian identitas dan bisa digunakan untuk membuat kerugian yang besar.
Bahkan dari data pribadi tersebut, para hacker ini juga bisa mencuri id kamu di media sosial dan mengambil alih akun kamu tersebut. Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga bisa mengetahui kebiasaanmu, dan menjualnya ke pengiklan. Jadi jangan heran kalau kamu mendapat banyak tawaran kartu kredit/asuransi/service lainnya.
BACA:Harbolnas Tiba, Oppo F3 Dual Selfie Camera Banting Harga
Bagaimana mereka melakukan kejahatan cyber itu?
Mereka melakukan kejahatannya dengan cara melakukan phishing.
Phishing adalah cara yang paling sering digunakan saat ini. Phishing adalah cara untuk mengelabui pengguna agar masuk ke situs yang sudah dikendalikan hacker. Biasanya dengan cara menebar link yang tersembunyi.
Misalnya lewat email yang mengajak untuk klik link tersebut untuk mendapatkan bonus. Atau bisa juga menyamar sebagai website toko online tertentu sampai dengan tampilan web pagenya yang sama persis, sehingga pengguna secara tidak sadar akan memasukkan user id dan passwordnya.
Bisa juga dalam bentuk kupon voucher promo, yang ketika diklik ternyata malah masuk ke situs phishing. Sampai dalam bentuk bon pembelian di mana kamu harus membuka attachment yang ternyata berisi ransomware.
Selain phishing, para penjahat cyber juga dapat mengakses data-data kamu jika kamu berbelanja online dengan menggunakan jalur WiFi di tempat publik. Karena kamu berada dalam satu jaringan yang sama, para penjahat tersebut dapat menyadap data pribadi yang kamu masukkan saat berbelanja online.
BACA:Penasaran Pesan WhatsApp Apa Yang Sudah Dihapus? Ini Cara Mengintipnya
Tips pencegahannya