Laporan Wartawan Nextren, Kama Adritya
Nextren.grid.id -Tanggal 12 Desember 2017 ini merupakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) terakhir di bulan 2017 ini. Hari di mana toko online (e-commerce) melakukan kegiatan promo demi mengajak masyarakat Indonesia agar mau berbelanja lewat online.
Sayangnya, kegiatan belanja online ini juga menyimpan marabahaya. Karena kejahatan cyber turut mengintai para pengguna layanan toko online yang lengah.
BACA:Deretan Tablet Di Bawah Rp 500 Ribu yang Cocok Buat Teman Main Anak
Harbolnas yang dilaksanakan di akhir tahun ini bertepatan dengan masa liburan natal. Masa liburan natal ini merupakan masa di mana banyak orang yang berbelanja hadiah untuk diberikan ke keluarga atau teman terkasih.
Namun menurut Mark Thomas dari Dimension Data, masa-masa ini adalah masa krusial di mana akan banyak tindak kejahatan cyber terjadi di seluruh pelosok dunia. Menurut riset yang dilakukan NTT Security, tindak kejahatan cyber yang akan terjadi di masa liburan ini meningkat sebesar 74%.
Seiring dengan semakin mudahnya mengakses toko online lewat mobile ataupun komputer, serta semakin meratanya layanan Internet di Indonesia, hal tersebut membuat banyak penjahat yang menargetkan pengguna toko online. Terutama mereka yang belum terbiasa dengan berbelanja online, sehingga lengah saat diserang.
Apa sih yangdiincar oleh hacker itu?
Ada dua hal yang diincar oleh para pelaku kejahatan cyber ini: yaitu data kartu kredit kamu dan data pribadi kamu.
Ketahuilah, sistem perlindungan data pada toko online itu bervariasi. Ada yang super ketat, tapi sayangnya ada juga yang pas-pasan.
Celakanya, banyak juga toko online yang mengabaikan pengamanan yang berlapis demi 'kenyamanan' pengunjung. Karena sistem pengamanan yang berlapis membuat pengunjung harus melalui banyak langkahuntukke tahap di mana mereka bisa berbelanja. Hal tersebut membuat pengunjung jadi malas dan pindah ke toko online lain.