Follow Us

Marah Besar Jendral Besarnya Dibom Drone AS, Hacker Iran Bisa Saja Menembus Sistem Perbankan Hingga Bendungan Amerika

None - Selasa, 07 Januari 2020 | 21:49
Ilustrasi Hacker
New York Post

Ilustrasi Hacker

Nextren.com - Amerika Serikat dan Iran kini sedang berada dalam ketegangan tinggi, setelah drone Amerika mengebom jendral utama Iran, Qasem Soleimani.

Iran telah bersumpah untuk membalas dendam setelah serangan udara Amerika Serikat membunuh jenderal top mereka, Qasem Soleimani.

Pembalasan lewat kekuatan militer dinilai bukan satu-satunya jalan yang bisa ditempuh Iran.

Pasalnya, serangan siber dinilai sejumlah pengamat sebagai cara lain yang bisa dilakukan Iran untuk membalas dendam.

Baca Juga: Dibekali chip keamanan Titan M, Google Tantang Hacker Membobol Smarpthone Pixel Dengan Hadiah Rp 14 Miliar

"Iran memiliki sejarah panjang serangan siber bermotivasi politik di seluruh dunia," tulis analis Evercore Ken Talanian dan Kirk Materne dalam catatan yang dikutip CNN Business.

"Serangan-serangan itu sering mengikuti perubahan pada sanksi yang berikan AS," lanjutnya.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, telah bersumpah akan melakukan balas dendam keras atas pembunuhan Soleimani, kepala Pasukan Pengawal Revolusi Islam Pasukan Quds.

Pemerintahan Trump mengatakan Soleimani yang harus disalahkan atas serangan mematikan di Timur Tengah.

Dari semua alat yang harus dibalas Teheran, termasuk militernya yang besar, proksi yang didukung Iran di sekitar Timur Tengah, dan operasi disinformasi yang kuat, para ahli percaya kemungkinan akan menimbulkan kerusakan melalui serangan dunia maya.

Baca Juga: Hacker Jogja Peras Rp 51,5 Miliar Dari Perusahaan Amerika, Ternyata Begini Modusnya

"Pembunuhan Soleimani melewati ambang batas yang signifikan dalam konflik AS-Iran," kata Kiersten Todt, Direktur Pelaksana Cyber ​​Readiness Institute.

"Orang Iran pasti akan berusaha membalas. Dari opsi yang tersedia bagi mereka, dunia maya adalah yang paling menarik," lanjut dia.

Serangan dunia maya memiliki beberapa keuntungan, kata profesor ilmu komputer Universitas Columbia Steven Bellovin kepada CNN Business.

"Pertama, mereka lebih bisa disangkal. Jika ada serangan rudal di pangkalan AS atau seorang diplomat diculik, itu jauh lebih mudah dilacak," katanya.

Baca Juga: Facebook Tantang Hacker Untuk Menbobol Proyek Libra, Hadiahnya Rp 142 Juta per Celah Keamanan

"Kedua, hal itu tidak membahayakan personelmu sendiri," katanya.

Iran memiliki kemampuan cyber yang kuat, seperti yang ditunjukkan oleh sejarah.

Dari akhir 2011 hingga pertengahan 2013, peretas Iran menargetkan bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Bank of America dan Wells Fargo dengan serangan 'penolakan layanan' yang besar.

Akibat serangan ini, pelanggan mengalami kesulitan untuk masuk ke akun mereka dan mengakses uang mereka.

Bank-bank kewalahan oleh lalu lintas dalam jumlah besar yang menyebabkan situs web mereka macet.

Baca Juga: Hacker Tembus Sistem Keamanan Binance, Berhasil Curi 7 Ribu Bitcoin

Tujuh orang Iran didakwa pada tahun 2016 oleh dewan juri New York atas peretasan tersebut.

Tujuh orang tersebut dipekerjakan oleh dua perusahaan Iran yang bekerja untuk pemerintah Iran.

Selain itu, pada 2013 peretas Iran menyusup ke sistem kontrol bendungan New York, meningkatkan kekhawatiran bahwa infrastruktur Amerika bisa menjadi sasaran secara diam-diam.

Pada 2018, sembilan warga Iran dituduh melakukan peretasan terhadap ratusan universitas dan perusahaan untuk mencuri data dan kekayaan intelektual mereka.

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul : Tak cuma kekuatan militer, Iran bisa balas dendam ke Amerika lewat serangan siber

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya

Latest