Nextren.com - Amerika Serikat dan Iran kini sedang berada dalam ketegangan tinggi, setelah drone Amerika mengebom jendral utama Iran, Qasem Soleimani.
Iran telah bersumpah untuk membalas dendam setelah serangan udara Amerika Serikat membunuh jenderal top mereka, Qasem Soleimani.
Pembalasan lewat kekuatan militer dinilai bukan satu-satunya jalan yang bisa ditempuh Iran.
Pasalnya, serangan siber dinilai sejumlah pengamat sebagai cara lain yang bisa dilakukan Iran untuk membalas dendam.
"Iran memiliki sejarah panjang serangan siber bermotivasi politik di seluruh dunia," tulis analis Evercore Ken Talanian dan Kirk Materne dalam catatan yang dikutip CNN Business.
"Serangan-serangan itu sering mengikuti perubahan pada sanksi yang berikan AS," lanjutnya.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, telah bersumpah akan melakukan balas dendam keras atas pembunuhan Soleimani, kepala Pasukan Pengawal Revolusi Islam Pasukan Quds.
Pemerintahan Trump mengatakan Soleimani yang harus disalahkan atas serangan mematikan di Timur Tengah.
Dari semua alat yang harus dibalas Teheran, termasuk militernya yang besar, proksi yang didukung Iran di sekitar Timur Tengah, dan operasi disinformasi yang kuat, para ahli percaya kemungkinan akan menimbulkan kerusakan melalui serangan dunia maya.
Baca Juga: Hacker Jogja Peras Rp 51,5 Miliar Dari Perusahaan Amerika, Ternyata Begini Modusnya
"Pembunuhan Soleimani melewati ambang batas yang signifikan dalam konflik AS-Iran," kata Kiersten Todt, Direktur Pelaksana Cyber Readiness Institute.