"Orang Iran pasti akan berusaha membalas. Dari opsi yang tersedia bagi mereka, dunia maya adalah yang paling menarik," lanjut dia.
Serangan dunia maya memiliki beberapa keuntungan, kata profesor ilmu komputer Universitas Columbia Steven Bellovin kepada CNN Business.
"Pertama, mereka lebih bisa disangkal. Jika ada serangan rudal di pangkalan AS atau seorang diplomat diculik, itu jauh lebih mudah dilacak," katanya.
Baca Juga: Facebook Tantang Hacker Untuk Menbobol Proyek Libra, Hadiahnya Rp 142 Juta per Celah Keamanan
"Kedua, hal itu tidak membahayakan personelmu sendiri," katanya.
Iran memiliki kemampuan cyber yang kuat, seperti yang ditunjukkan oleh sejarah.
Dari akhir 2011 hingga pertengahan 2013, peretas Iran menargetkan bank-bank besar seperti JPMorgan Chase, Bank of America dan Wells Fargo dengan serangan 'penolakan layanan' yang besar.
Akibat serangan ini, pelanggan mengalami kesulitan untuk masuk ke akun mereka dan mengakses uang mereka.
Bank-bank kewalahan oleh lalu lintas dalam jumlah besar yang menyebabkan situs web mereka macet.
Baca Juga: Hacker Tembus Sistem Keamanan Binance, Berhasil Curi 7 Ribu Bitcoin
Tujuh orang Iran didakwa pada tahun 2016 oleh dewan juri New York atas peretasan tersebut.
Tujuh orang tersebut dipekerjakan oleh dua perusahaan Iran yang bekerja untuk pemerintah Iran.