Disebutkan juga kalau vaksin dengan kandungan itu sudah dilarang peredarannya di Amerika sejak akhir tahun 2001.
Terakhir, si penulis berpesan kepada dinas kesehatan untuk segera memusnahkan semua vaksin yang mengandung Thimerosal.
Baca Juga: Jauhkan Pemicu Epilepsi, Twitter Blokir Gambar Berformat PNG
Ia menuding banyak vaksin tersebut masuk ke Indonesia sebagai hasil sisa stok dari Amerika Serikat.
Menanggapi kejadian ini, tim Kompas.com langsung menghubungi Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes dr. Anung Sugihantono, M.Kes, untuk meminta klarifikasi.
Pada akhirnya ditemukan fakta kalau pesan tersebut adalah hoaks dan sudah muncul sejak tahun 2015.
Baca Juga: Dua Pasangan Lansia Ini Kecanduan Smartphone Parah, Simak Ceritanya!
"Itu berita hoaks sejak tahun 2015 yang lalu," kata Anung saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (3/1/2020) siang.
Sebenarnya pada tahun 2015 lalu pihak Kemenkes sudah mengeluarkan klarifikasi tentang vaksin penyebab autisme ini secara resmi.
Saat itu disebutkan kalau zat Thimersoal sudah digunakan secara luas dalam berbagai keperluan farmasi.
Baca Juga: Ini Tarif Media Sosial yang Harus Dibayar Para Influencer, Tarif YouTube Mencapai Rp 93 Juta
Mulai dari vaksin, antibodi buatan (imunoglobulin), antiserum, dan obat tets mata untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme.