Nextren.com -Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mendalami kasus pembobolan Bank DKI yang merugikan bank swasta itu sebesar Rp 50 miliar.
Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Slamet Edy Purnomo mengatakan, diduga ada kesalahan switching saat Bank DKI melakukan perbaikan sistem inti perbankannya pada Januari 2019.
"Bank DKI ini ada namanya perbaikan core banking system-nya di awal Januari 2019. Saat perbaikan, ada sesuatu yang di dalam program aplikasinya tidak kena. Mungkin masalah switching di ATM," kata Slamet Edy Purnomo di Jakarta, Jumat (29/11/2019).
Kendati demikian, Slamet menyebut kejadian itu bukan semata-mata karena kelemahan internal Bank DKI, melainkan karena kelemahan vendor.
Baca Juga: Satpol DKI Tarik ATM Hingga Rp 31 Miliar Tanpa Terpotong Saldo, Siapa Yang Salah?
Sebab, hanya pengambilan dana dari ATM Cimb Niaga saja pembobolan itu bisa terjadi.
"Itu bukan kelemahan dari internalnya, tapi vendornya. Kebetulan ATM yang diambil itu bukan di ATM DKI, hanya ATM bank lain (yang terjadi pembobolan). Anehnya cuma di ATM itu saja, CIMB Niaga kalau enggak salah," tutur Slamet.
Dia pun menjelaskan pihaknya telah meminta pihak bank untuk segera menyelesaikannya.
Permintaan itu disambut positif oleh Bank DKI dan vendor yang akan bertanggung jawab.
Baca Juga: Pakai Kartu ATM Modifikasi, Pencuri Kuras Uang di ATM Tanpa Pernah Kehabisan Meski Tak Punya Saldo
"Itu sudah ada langkah-langkah perbaikan dan vendornya tanggung jawab."
"Memang masalah IoT (Internet of Things/IoT) ini harus di-update terus. Kita selalu belajar dari semua kasus," ucap dia.