Nextren.com – Sebelum era data makin maak dan makin dekat dengan masyarakat, maka tren selanjutnya adalah penerapan Internet of Things (IoT).
Operator besar di Indonesia seperti Telkomsel, XL dan Indosat kini sudah membentuk divisi baru untuk mengurusi dan mengambangkan IoT di Indonesia.
Hari ini di Jakarta (13/11) Sigfox, perusahaan penyedia jaringan Internet of Things (IoT) yang berasal dari Perancis, melalui Sigfox Indonesia memperkenalkan konsep IoT 0G (zero G) yang tepat guna bagi Indonesia yang memiliki sebaran wilayah sangat luas.
Sigfox telah beroperasi di lebih dari 65 negara yang saling terhubung dalam jaringan IoT global.
Menjawab tantangan penerapan IoT untuk Industri Indonesia 4.0 Dalam mendukung adopsi penggunaaan IoT di Indonesia, Sigfox membawa konsep jaringan IoT 0G (Zero G) untuk memberikan solusi atas tiga hambatan terbesar dalam adopsi IoT, yaitu masalah biaya, konsumsi energi serta pilihan teknologi yang digunakan.
Baca Juga: Kenyang Kerja di 16 negara, Yudhi Rahadian Bikin Perusahaan Konsultan IoT dan 5G di Jerman
Sigfox menggabungkan utilisasi perangkat sensor dan jaringan yang berdaya rendah namun memiliki jangkauan luas, teknologi yang sederhana serta biaya pemeliharaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Dalam mendukung program pemerintah ‘Making Indonesia 4.0’ dan meningkatkan daya saing di era Industri 4.0, Sigfox Indonesia akan membangun jaringan 0G (Zero G) low powered IoT yang dapat menjangkau seluruh daerah di Indonesia hingga ke pelosok daerah.
Menurut Irfan Setiaputra, CEO Sigfox Indonesia saat ini yang menjadi tantangan dalam penerapan IoT di Indonesia adalah pemahaman mengenai penggunaan dan manfaat IoT dan tentunya biaya dan sumberdaya serta kapabilitasnya.
Banyak pihak yang menggunakan istilah IoT hanya sebagai bukti transformasi digital tanpa memahami betul seluruh ekosistem yang harus dicermati.
Baca Juga: Intelligent Tank Monitoring System, Solusi IoT Telkomsel Pantau Bahan Bakar Real-Time
Irfan ingin semua lapisan masyarakat dapat menggunakan teknologi ini dengan lebih efektif dan efisien.
"Karena konsep IoT Sigfox adalah Low Powered IoT yang menggunakan jaringan 0G (Zero G) tidak membutuhkan pasokan daya listrik yang besar dan dapat dipantau dari jauh,” ujar Irfan.
IoT dapat dipergunakan untuk tracking logistic saat memesan barang dari e-commerce, e- tilang, deteksi polusi udara, transportasi publik pintar, pembayaran digital, penerapan smart city, sensor untuk smart home dan lainnya.
Namun karena luasnya wilayah Indonesia, saat ini masih terdapat daerah yang belum terjangkau oleh jaringan selular atau masih bergantung pada infrastruktur jaringan yang membutuhkanbandwith besar.
Baca Juga: AI Camera Pengukur Kualitas Air, Kandang Digital Hingga Monitoring Tambak Menangkan Lomba IOT 2018
Untuk menjawab kebutuhan akan jaringan tersebut Sigfox berupaya menghadirkan infrastruktur jaringan 0G (Zero G) yang tepat guna agar dapat mencakup daerah Indonesia yang terluar dan terdalam.
Selain tak memerlukan daya listrik besar, konsep Low Powered IoT Sigfox juga tidak membutuhkan bandwidth besar karena sensor dari perangkat Sigfox hanya mengirimkan data secara berkala sesuai dengan kebutuhan user.
Sebagai contoh, pada pengaplikasian IoT pada sektor perkebunan, pengelola akan mendapatkan data secara berkala mengenai kondisi tanah, temperature serta suhu udara melalui platform mobile atau smartphone.
Dengan demikian, penerapan teknologi IoT tak hanya di perkotaan namun seluruh pengguna baik dari lembaga pemerintahan, pelaku industri, hingga masyarakat daerah merasakan manfaat teknologi IoT sebagai aspek pendukung dalam menggerakkan roda perekonomian.
Baca Juga: Layanan Internet of Things XL Resmi Rilis di 31 Kota, Tarif Mulai Rp 15 Ribu Setahun
Nah, infrastuktur jaringan IoT inilah yang akan disediakan Sigfox Indonesia agar masyarakat Indonesia dapat menerapkan teknologi ini, tak hanya untuk kebutuhan industri namun juga sebagai solusi untuk kebutuhan sehari-hari.
Bangun Ekosistem IoT
Teknologi yang dibawa oleh Sigfox juga membangun ekosistem melalui kerja sama dengan pelaku industri lokal dalam membuat perangkat sensor dan aplikasi yang mendukung tren teknologi di Indonesia memasuki era keterhubungan antar perangkat atau Internet of Things (IoT).
Sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo mewujudkan SDM Unggul Indonesia, serta komitmen untuk meningkatkan adopsi IoT dan mempersiapkan SDM unggul, Sigfox Indonesia akan bekerja sama dengan universitas-universitas dan sekolah menengah kejuruan guna berbagi pengetahuan serta mendirikan pusat-pusat ristek mengenai IoT dan manfaatnya bagi masyarakat.
Aplikasi dan perangkat yang dikembangkan oleh SDM Indonesia juga akan masuk pasar global dengan ditawarkan kepada pelanggan Sigfox di negara lain.
Baca Juga: Duh, WhatsApp Sedot Baterai Lebih Banyak di Beberapa Hape Berikut Ini
“Kami juga akan bekerja sama dengan pelaku industri lokal dalam membuat perangkat sensor dan aplikasi atau perangkat lunak untuk implementasi IoT, maka kami harap keberadaan Sigfox di Indonesia tak hanya membantu kegiatan operasional industri, kehidupan sehari-hari, bahkan juga menciptakan lapangan kerja, dan mengantarkan Indonesia menjadi salah satu negara yang diperhitungkan di perekonomian global,” tutup Irfan.
Sebagai informasi, Sigfox Indonesia merupakan operator jaringan IoT Sigfox di Indonesia dan menjadikan Indonesia bagian dari 60 negara di dunia yang terhubung melalui jaringan IoT global yang didukung oleh Sigfox.
Digawangi oleh profesional di bidang TI dan telekomunikasi, Sigfox Indonesia akan membangun infrastruktur jaringan IoT untuk seluruh peralatan, memberikan layanan solusi tersertifikasi, membangun komunitas pengembang solusi dan mempromosikan solusi yang dibangun di Indonesia bagi operator Sigfox lainnya.
Sementara Sigfox global sendiri adalah pengelola jaringan IoT besar di dunia yang berpusat di Perancis dan saat ini beroperasi di 60 negara dan Kawasan dengan 6.2 juta alat yang terregristrasi.
Jaringan Sigfox menjangkau 1 milyar orang di seluruh dunia dan meliputi area seluas 4.7 juta km persegi. Saat ini sudah ada 555 peralatan yang tersertifikasi oleh Sigfox.