Nextren.com – Mungkin ada yang belum tahu bagaimana kita bisa menikmati video Youtube yang lokasi servernya ada di Amerika atau Eropa dengan lancar.
Hal itu tak terjadi begitu saja, tapi semuanya terhubung lewat jaringan yang dibuat khusus agar bisa dilewati dengan cepat dan lancar secara bersamaan oleh jutaan pengguna.
Jawabannya ada di sistem kabel fiber optik yang melewati bawah laut bebragai negara dan tersambung satu sama lain, dalam sebuah kerjasama yang saling menguntungkan.
Kerjasama seperti itu dilakukan pula oleh beberapa operator seluler di Indonesia, Australia dan perusahaan internet berkelas global lainnya.
Baca Juga: Menakjubkan! Pengguna Jaringan 5G di Korea Telah Capai 1 Juta
Pada akhir Mei lalu, AARNet, Google, Indosat Ooredoo, Singtel, SubPartners dan Telstra mengumumkan bahwa sistem kabel bawah laut INDIGO sekarang siap untuk digunakan oleh anggota konsorsium.
Kabel bawah laut itu telah diselesaikan sesuai jadwal INDIGO West (4.600 km Singapura ke Perth) dan INDIGO Central (4.600 km kabel Perth ke Sydney. Dengan teknologi berbagi spektrum baru, setiap anggota konsorsium dapat secara mandiri memanfaatkan sistem kabel baru tersebut, untuk meningkatkan jaringan mereka dan memungkinkan peningkatan kapasitas sesuai permintaan.
Dengan panjang mencapai 9.200 km, sistem kabel INDIGO akan memperkuat konektivitas antara Australia dan pasar Asia Tenggara yang tumbuh cepat, memberikan latensi yang lebih rendah dan layanan komunikasi yang lebih andal.
Menggunakan teknologi optik koheren saat ini, kabel bawah laut tersebut dapat mendukung hingga 36 terabit per detik, setara dengan secara bersamaan streaming jutaan film per detik.
Baca Juga: 5G, Jaringan Internet Modern yang Masih Punya Banyak Masalah
Penyelesaian sistem kabel tepat waktu karena ekonomi Asia semakin didorong oleh konektivitas digital.
Faktanya, permintaan bandwidth antara Asia dan Australia akan mencapai 75Tbps pada tahun 2025 menurut TeleGeography.