Heboh Sebungkus Biskuit Oreo Seharga Rp 269 Juta, Cuma Karena Logo Supreme

Jumat, 15 Mei 2020 | 17:00
tribunnews

Oreo Supreme

Nextren.com – Supreme Oreo kini tengah menjadi sorotan di media sosial, khususnya Youtube.

Banyak Youtuber mereview Oreo warna merah dengan harga fantastis ini.

Termasuk Youtuber Indonesia Rachel Vennya dan Rachel Goodard.

Satu bungkus Supreme Oreo dihargai di eBay bisa mencapai 18.000 dollar AS atau setara Rp 269 juta.

Bahkan ada juga laporan yang menyatakan tentang pembeli yang rela mengeluarkan uang sebesar 1.250 dollar AS atau setara 18,6 juta untuk 12 biskuit Supreme Oreo.

Baca Juga: Netizen Heboh Dengar Suara Dentuman Besar di Jawa Tengah, Simak Penjelasan BMKG Ini

Ada juga pembeli yang membayar 50 dollar AS atau setara Rp 750.000 untuk satu pak Supreme Oreo berisikan tiga biskuit.

Forbes mengklaim bahwa satu paket Supreme Oreo bisa ditawar hingga 96.100 dollar AS atau setara Rp 1,4 miliar di eBay dalam satu waktu.

Padahal Oreo normal satu bungkus biskuitnya hanya dijual tiga dollar AS atau setara Rp 45.000.

Di Indonesia bahkan Oreo dijual kisaran Rp 10.000.

Baca Juga: Heboh Developer Game Indonesia Bingung Karena Harus Bayar Pajak untuk Kiriman Paket Berisi Game Buatannya Sendiri

Mengapa harga Supreme Oreo mahal sekali?

Supreme Oreo merupakan kerja sama antara biskuit Oreo dengan perusahaan streetwear Supreme.

Untuk mengulas harga Supreme Oreo, rasanya harus dimulai dari sejarah Supreme.

Perusahaan raksasa streetwear ini berawal dari toko skater dan hip hop bawah tanah di Manhattan, New York, yang dibuat oleh James Jebbia pada 1994.

Dari toko kecil, Supreme berkembang menjadi raksasa dengan toko yang tersebar di berbagai negara.

Supreme bahkan berhasil menjadi pop culture dengan nilai perusahaan mencapai ratusan juta dollar AS.

Baca Juga: YouTube Minta Maaf Atas Kesalahan Hapus Konten Cryptocurrency Karena Dianggap Konten Terlarang

Keberhasilan Supreme tak lain karena jusrus marketing yang jitu.

Dilansir dari CBR, Supreme menjalin kerja sama dengan banyak selebriti dan atlet seperti Odell Beckham Jr. dan The Muppets.

Kolaborasi terbaru perusahaan ini bersama dengan Oreo yang diluncurkan pada 26 Maret 2020, apalagi kalau buka Supreme Oreo.

Tidak ada yang spesial selain biskuit ini memiliki warna merah dan tulisan Supreme.

Baca Juga: Heboh Pemda DKI Anggarkan Rp 128 Miliar untuk Paket Komputer Mainframe, Seperti Apa Sih?'

Warna dan logo yang sama juga bisa kamu temukan di berbagai produk mulai dari sepatu sneakers, zippo, sampai kantung ziplock.

Salah satu hal yang menyebabkan produk-produk Supreme termasuk Supreme Oreo menjadi mahal adalah faktor eksklusivitasnya.

Barang-barang ini dirilis dalam jumlah sangat sedikit dalam periode musiman.

Kebanyakan dibeli oleh para reseller dalam hitungan menit atau bahkan detik ketika dirilis.

Kaum ‘hypebeasts’, begitulah orang-orang memanggil penggemar Supreme.

Baca Juga: Telkomsel Tawarkan Kuota Data 15 GB Harga Rp 25.000, Hingga 16 Mei Saja

Mereka menguasai pasar Supreme dan menyebabkan barang-barang sederhana seperti Oreo atau helm motor bisa dihargai sekitar 100 hingga 10.000 dollar AS.

Fenomena Supreme Oreo ini juga memperlihatkan betapa spektakulernya animo, terhadap benda apa pun dengan label Supreme.

Orang-orang yang sudah mencoba Supreme Oreo mendeskripsikan rasanya seperti “lebih artifisial” dan tidak seperti biskuit Oreo biasa.

Beberapa pembeli bahkan mengatakan bahwa kue ini terasa mirip dengan varian Golden Oreo, tetapi jauh lebih buruk.

Baca Juga: Cara Mudah Agar Kamu Tidak Tertipu Saat Belanja Online Baju Lebaran

Kebanyakan orang yang membeli kue tersebut enggan membuka bungkus dan memakan biskuit tersebut.

Foto-foto di media sosial memperlihatkan tumpukan Oreo yang di rumah-rumah dan tersedia untuk dijual.

Foto tersebut sebagai bentuk sindiran pada pemburu Supreme Oreo.

Namun hal tersebut tak berpengaruh, jumlah penjualan Supreme Oreo malah terus meningkat dan tetap diburu lewat online.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Istimewanya Oreo Supreme sampai Dijual Rp 269 Juta Satu Bungkus?"Penulis : Syifa Nuri Khairunnisa

Editor : Wahyu Subyanto

Baca Lainnya