Tren 2018: Tips Keamanan Penting Cyber Security yang Perlu Diketahui

Laporan Wartawan Nextren, Kama Adritya

Nextren.grid.id - Hendra Lesmana selaku pakar data digital sekaligus CEO dari Dimension Data mengatakan bahwa dengan semakin majunya teknologi, maka data pribadi kita akan semakin terbuka dan bersentuhan dengan pihak lain.

Persentuhan tersebut membuat data pribadi kita yang biasanya tidak dapat dilihat orang, menjadi lebih terbuka.

BACA: Awan Tunai, Pinjam Uang Mudah Secara Online Hingga Rp 5 Juta

Tentunya, hal tersebut membutuhkan sistem keamanan yang menjaga data kita agar tidak disalahgunakan orang lain. Sistem tersebut adalah cyber security.

Jangan dipikir cyber security itu hanya berupa anti virus atau anti malware saja. Karena seiring dengan makin majunya teknologi, maka semakin maju juga cara oknum untuk menyerang data digital kita.

Serangan terhadap data digital

Kita masih ingat kejadian heboh di tahun 2017 lalu, di mana hampir di seluruh pelosok dunia menjadi sandera dari serangan Ransomware.

Di mana data-data kita disandera hacker yang meminta tebusan dalam bentuk bitcoin. Hal ini membuka mata kita akan pentingnya keamanan data digital.

Serangan tersebut membuat banyak orang kehilangan data penting, sesuatu yang tadinya tidak diperhitungkan, sekarang mendadak menjadi penting setelah kehilangannya.

Bukan hanya kerugian kehilangan data, namun bagi mereka yang terpaksa membayar tebusan juga rugi hingga milyaran rupiah. Bahkan ada analis yang mengatakan bahwa naiknya nilai Bitcoin di dunia itu dipicu dengan semakin banyaknya hacker yang menggunakan Bitcoin untuk tebusan.

Bukan hanya serangan ransomware, serangan Distribution Denial of Service (DDoS) juga menjadi hal yang sering terjadi.

BACA: Yuk Lihat Registrasi Ulang Kartu Perdana dari Sudut yang Berbeda

DDoS ini adalah senjata para hacker untuk menyerang organisasi atau perusahaan melalui situs online mereka.

Serangan pengiriman data ini dilakukan secara serentak dengan koordinasi bot melalui malware yang sudah disusupkan sebelumnya.

Akibatnya, situs tersebut kewalahan dalam menerima serangan data yang bertubi-tubi tersebut dan membuat servernya down.

Jika situs tersebut merupakan situs layanan, maka bisa dipastikan kerugiannya akan sangat tinggi akibat dari berhentinya layanan publik tersebut.

BACA: Oppo R15 dan R15 Plus, Bentuknya Mirip iPhone X dan Asus Zenfone 5

Tips untuk mengantisipasinya: Zero Trust

Meskipun serangan ransomware tersebut bisa dihadang dengan penggunaan anti virus ataupun anti malware, namun hal yang paling efektif untuk menangkalnya adalah kebiasaan dari kita sendiri yang lebih aktif dan lebih waspada terhadap data yang kita miliki.

Hendra memberikan contoh bahwa kita harus waspada akan segala hal yang berkaitan dengan data digital kita. Zero trust atau dengan kata lain jangan terlalu gampang percaya dalam memberikan akses pribadi kita ke orang lain.

Walau terkesan paranoid, namun di era digital ini, hal tersebut sangatlah penting. Karena sumber utama penyebab kebobolan data itu adalah dari keteledoran kita sendiri yang terlalu gampang mempercayakan akses kita ke orang lain.

Hal yang paling sederhana adalah password. Masih banyak orang yang lalai dan tidak peduli terhadap hal ini. Alih-alih untuk mudah diingat, password yang kita berikan malah rentan ditebak orang lain. Jadi buatlah password yang unik dan hanya dirimu yang mengetahuinya. Jangan sembarangan memberikan password ke orang lain. Terlebih lagi melalui jalur komunikasi yang tidak dienkripsi, seperti SMS atau email.

Kita juga harus selalu menerapkan prinsip Zero Trust saat melakukan apapun di ranah digital.

Begitu juga saat kita menginstall aplikasi. Perhatikan bahwa aplikasi yang kita install itu berasal dari sumber terpercaya. Meskipun demikian, tetap terapkan prinsip Zero Trust dan perhatikan akses yang kamu berikan pada aplikasi tersebut.

Biasanya aplikasi akan meminta izin dalam mengakses data-data kamu, baik contacts, foto/video, maupun sistem dari hape kamu. Perhatikan fungsi dari aplikasi tersebut, kalau aplikasi itu tidak membutuhkan akses ke contacts, janganlah kamu berikan akses, begitu juga teradap akses lain.

Lebih baik kita cari aplikasi lain, daripada memberikan akses kepada data pribadi kamu.

BACA: Cara Simpan Video YouTube Offline Gratis 30 Hari Tanpa Aplikasi

Mending paranoid daripada kehilangan data penting

Zero trust tadi memang berkesan seperti paranoid yang berlebihan.

Namun, daripada kita menyesalinya belakangan, lebih baik kita lebih berhati-hati dalam memberikan akses kepada data penting kita.

Apalagi di era digital ini semakin banyak pihak yang mengincar data kamu. Bahkan Google sekalipun!

Google melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan data kamu, karena data kamu bisa digunakan mereka untuk memberikan iklan terbaik untuk ditampilkan kepadamu dan lebih relevan.

Jangan pikir location services itu hanya penting untuk GPS saja. Fitur tersebut dapat merekam perjalanan kamu setiap harinya. Mereka dapat mengetahui posisi rumahmu hanya berdasarkan lokasi kamu di pagi hari dan malam hari. Mereka juga bisa mengetahui kebiasaanmu, berdasarkan dari lokasi yang kamu kunjungi setiap harinya.

Jadi, usahakan jangan terlalu banyak memberikan akses lokasi kepada siapapun.

BACA: Rekomendasi Hape Murah Bagi Gamers Pemula, Bikin Betah Main Game

Selalu mengembangkan diri dan lakukan update

Setelah kamu membiasakan diri untuk zero trust, maka kamu tetap harus selalu siaga dan waspada.

Selalu perbarui sistem operasi peralatan kamu. Selalu perbarui anti virus dan anti malware yang kamu miliki. Selalu gunakan firmware terkini, baik itu di gadget penting sampai sederhana sekalipun.

Karena biasanya pihak produsen akan selalu menambal lubang atau celah keamanan yang mereka miliki secara berkala. Sehingga, hanya serangan terbaru saja yang bisa menembus pertahananmu.

Begitu juga dengan diri kamu sendiri yang juga harus selalu update terhadap perkembangan teknologi itu sendiri, agar dapat mengantisipasinya dan selalu selangkah di depan para oknum.

(*)