Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com - Semenjak 2017 lalu,Qualcomm selaku produsen SoC Snapdragon dan Apple selaku produsen iPhone berseteru di meja hijau.
Kini terungkap informasi baru yang mengatakan Apple ternyata berhutang pada Qualcomm sebesar $7 milyar, atau sekitar 106,5 trilyun Rupiah.
Angka yang mengejutkan tersebut berasal dari tidak terpenuhinya pembayaran royalti ketika Apple masih menggunakan chipset dari produsen SoC tersebut.
Baca Juga : Huawei Sindir Samsung dan Iphone : Kami Tak Pernah Bikin Lemot Ponsel
Informasi mengejutkan tersebut diberikan oleh pihak Qualcomm di dalam pengadilan federal San Diego pada 26 Oktober lalu.
Meskipun jumlah tersebut belum tentu benar karena masih merupakan klaim sepihak, tetapi yang pasti pernyataan tersebut semakin memanaskan perseteruan antara kedua perusahaan raksasa teknologi tersebut.
Perpecahan hubungan antara Apple dan Qualcomm dimulai pada awal 2017 dengan dilontarkannya tuntutan hukum dari Apple.
Pada saat itu, Apple menuntut $1 milyar di pengadilan karena merasa telah dirugikan oleh bbegitu besarnya permintaan harga royalti.
Menurut perusahaan pembuat iPhone tersebut, permintaan harga tersebut lima kali lebih besar dibandingkan penggabungan semua royalti dari perusahaan lain.
Ternyata pada kurun waktuitu, Qualcomm juga menghadapi tuntutan denda dari Korea Selatan sebesar $854 juta karena memonopoli kekuatannya di pasar chip smartphone, dan juga meminta bayaran terlalu besar untuk royaltinya.
Merasa dirugikan pula oleh Apple, Qualcomm menyerang balik dengan tuntutan yang menyatakan perusahaan smartphone tersebut membagi rahasia mengenai chipnya ke saingannya, Intel, dan membantunya meningkatkan kemampuan chip di sana.
Baca Juga : iPhone Donald Trump Disadap, China Sarankan Pakai Huawei
Saling melempar bola api antara kedua perusahaan raksasa ini pula yang menyebabkan iPhone baru tidak lagi menggunakan Snapdragon sebagai SoC.
Entah mana yang akan menang, $1 milyar yang harus dibayarkan Qualcomm atau $7 milyar yang akan membuat Apple rugi besar masih menjadi misteri.
Namun satu hal yang pasti, Snapdragon juga menjadi lapangan perseteruan panjang antara keduanya, dan tampaknya konsumen yang akan menikmati keuntungannya, dengan SoC yang semakin bermutu tinggi.(*)