Huawei memang tidak memberikan contoh seberapa cepat baterai contoh dapat diisi.
Namun, mereka menyebutkan bahwa biaya pengisian ultra cepat menggunakan tegangan rendah dan arus yang tinggi.
Tidak seperti teknologi pengisian cepat lainnya yang menggunakan metode arus bertegangan rendah yang tinggi.
Baca Juga : Snapdragon 855 Fusion Platform, Mengintip Lebih Dekat Kemampuannya
Huawei menambahkan bahwa inovasi yang dilakukannya itu berdasarkan pada kemajuan kinetika eletrokimia yang memungkinkan pengisian baterai ultra cepat untuk mendukung efisiensi daya yang lebih besar dan input arus.
Memanfaatkan kerangka karbon nitrogen yang terdoping, Huawei meningkatkan interkalasi stabilitas dan deintercalation lithium.
Sayangnya, belum ada informasi lebih lanjut kapan teknologi baterai baru ini akan memasuki produksi komersial.
Sebagai informasi, terobosan yang dilakukan Huawei ini merupakan terobosan kedua setelah dua tahun lalu.
Baca Juga : HARBOLNAS! E-Commerce Akan Hadirkan Pesta Diskon 3 Bulan Terakhir
Tepatnya pada tahun 2016, Huawei pernah mengumumkan bahwa mereka telah melakukan terobosan dalam baterai Li-ion Berteknologi Tinggi Grafena-Assisted.
Baterai yang mengandung graphene-infused ini dapat bekerja pada suhu tinggi karena graphene membantu dalam pembuangan panas. (*)