Baca Juga: Xendit & Kemenparekraf Rilis Venture Data Capital 2023 Untuk Hadapi Winter Tech
"Kita harus mendukung potensi kepemimpinan perempuan. Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan sangatlah penting bahkan terbukti mampu meningkatkan GDP global hingga 5 triliun USD," ungkap Tessa Wijaya.
Sofia Wattimena, Ketua Dewan Audit OJK, turut menyampaikan bahwa perempuan memiliki kompetensi setara dengan laki-laki.
Menurutnya, penting bagi perempuan untuk meningkatkan kepercayaan diri, ambil keputusan, dan memiliki iklim suportif agar bisa menjadi pemimpin di era digital.
Data OJK juga menunjukkan bahwa indeks inklusi dan literasi keuangan perempuan terus bertumbuh, mencapai 83,88% dan 50,33% pada tahun 2022, mengalahkan literasi keuangan laki-laki.
Lily M. Sambuaga, Wakil Ketua Umum I AFTECH, menegaskan bahwa fintech dapat menjadi garda terdepan dalam meningkatkan inklusi keuangan.
Melalui kampanye #SiPalingFintech, Xendit bersama pelaku industri fintech lainnya mengajak masyarakat untuk memahami dan memanfaatkan layanan fintech.
Lily menekankan bahwa perusahaan fintech memiliki peran kunci dalam meningkatkan literasi digital dan inklusi keuangan dengan cara mengedukasi masyarakat.
Dalam mengakhiri diskusi, Elwyn Panggabean, Director Advisory Services for Southeast Asia Women’s World Banking, mengajak masyarakat untuk mendukung kesetaraan gender.
"Keberagaman dan kesetaraan gender dalam institusi termasuk perusahaan fintech, akan meningkatkan inovasi untuk pertumbuhan usaha, juga akan menghasilkan strategi bisnis dan layanan fintech yang lebih baik dan inklusif," pungkasnya.
Selama IFSE 2023, Xendit memberikan kontribusi lebih lanjut dengan membuka Gerai Pusat Informasi untuk membantu para pelaku usaha yang ingin mengembangkan bisnisnya.
Melalui partisipasinya dalam BFN dan IFSE 2023, Xendit menegaskan komitmennya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.