Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Inilah Senjata Nuklir Taktis yang Bakal Dipakai Putin, Jika Ukraina Jadi Masuk NATO

Wahyu Subyanto - Jumat, 14 Oktober 2022 | 19:45
Senjata nuklir taktis milik AS
Gizmodo

Senjata nuklir taktis milik AS

Nextren.com - Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja menegaskan bahwa ia tidak menggertak tentang rencana penggunaan senjata nuklir.

Rencana Putin itu dilontarkan setelah Ukraina terus memproses rencana untuk bergabung dengan NATO.

Jika Putin mewujudkan serangan nuklir itu, maka nuklir pilihannya mungkin adalah senjata nuklir taktis.

Seperti dilansir CBS News, Putin bukan satu-satunya orang yang berbicara tentang senjata nuklir taktis ini.

Media pemerintah Korea Utara juga mengabarkan adanya uji coba rudal Korea Utara yang melibatkan latihan "nuklir taktis" dalam simulasi serangan ke Korea Selatan.

Baca Juga: Sekutu Putin Desak Gunakan Nuklir, Setelah Ukraina Rebut Pusat Logistik Rusia

Apa itu senjata nuklir taktis?

Senjata nuklir taktis bisa disebut sebagai "nuklir kecil", namun tetap saja masih mampu menyebabkan kematian dan kehancuran yang hebat.

Senjata nuklir taktis ini dirancang bisa melakukan serangan terbatas terhadap target khusus dalam jarak dekat, seperti pos komando, dan bukan menghancurkan kota dari jarak jauh.

Kekuatan ledakan senjata nuklir taktis berkisar kurang dari 1 kiloton hingga 100 kiloton.

Bandingkan dengan kekuatan bom nuklir yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki tahun 1945 sebesar 12 dan 21 kiloton.

Bom nuklir yang dijatuhkan di Hiroshima beratnya 4400 kg dan di Nagasaki seberat 4900 kg.

Sementara senjata nuklir strategis dapat menghasilkan hingga seribu kiloton.

Maka bisa dibayangkan bahwa efek senjata nuklir taktis bisa setara atau beberapa kali lebih kuat dari bom nuklir Nagasaki, tetapi ukurannya lebih kecil dan portabel.

Bahkan selama Perang Dingin, Uni Soviet telah mengembangkan senjata nuklir taktis yang ukurannya cukup kecil untuk dimasukkan ke dalam wadah seukuran koper.

Lalu apa tujuan pengembangan senjata nuklir taktis dan apakah pernah digunakan?

Hingga saat ini, tidak ada pihak yang pernah menggunakan senjata nuklir taktis dalam pertempuran.

AS dan Uni Soviet yang telah mengembangkannya selama Perang Dingin, memakainya sebagai pencegahan.

Sekutu NATO menempatkan senjata nuklir taktis itu di Eropa sebagai bagian dari strategi "respon fleksibel".

Hal itu untuk menunjukkan kepada Uni Soviet dan sekutunya bahwa konflik apa pun, bahkan dengan senjata konvensional, dapat memiliki konsekuensi nuklir.

Baca Juga: 7 Senjata Mengerikan Rusia, Bisa Bikin Tsunami Hingga Rudal Nuklir Berjangkauan 11 Ribu Mil

Kematian karena nuklir taktis

Saat AS mengebom Hiroshima dengan nuklir, lebih dari 70.000 orang tewas seketika.

Lalu ribuan lainnya meninggal karena keracunan radiasi.

Desain senjata nuklir taktis tidak memiliki banyak dampak radioaktif, karena digunakan terhadap target tertentu, meski masih ada dampaknya.

Sebuah simulasi dibuat Sejarawan nuklir Alex Wellerstein , dengan nama NukeMap untuk memperkirakan efek dari serangan nuklir.

Menurut NukeMap, jika nuklir AS terkecil yang pernah diproduksi bernama Davy Crockett, dipakai di Washington, D.C., maka akan membunuh 3.270 orang dan melukai 3.620 orang.

Senjata nuklir taktis lainnya lebih besar dan tentu akan menghasilkan korban tewas yang lebih dahsyat.

Baca Juga: Perang Dunia 3 dengan Nuklir Bisa Terjadi Jika AS dan China Bersikeras Tentang Nasib Taiwan

Jumlah senjata nuklir taktis di dunia

berapa jumlah pasti senjata nuklir di seluruh dunia adalah rahasia yang dijaga ketat.

Tetapi sebagai perkiraan, dari sekitar 9.440 hulu ledak nuklir yang ada, sebanyak kurang dari 1.300 dipegang Korea Utara, Israel, India, Pakistan, Inggris, Prancis, dan China.

Lalu sekitar 8.000 lebih nuklir lainnya dipegang oleh Amerika Serikat dan Rusia.

Diperkirakan Rusia punya persediaan senjata nuklir sedikit lebih banyak dibanding AS.

Intelijen AS memperkirakan Rusia telah mengerahkan sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, yang berbeda dari senjata nuklir strategis, seperti ICBM.

ICBM ini memiliki jangkauan lebih jauh dan bisa menimbulkan kerusakan yang jauh lebih besar.

Meskipun tidak pernah benar-benar digunakan dalam pertempuran, senjata nuklir taktis dirancang untuk serangan yang lebih terbatas dan dilengkapi dengan roket konvensional yang ditembakkan dari darat atau laut.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x