Baik Rusia dan Ukraina juga menggunakan apa yang dikenal sebagai drone kamikaze, atau sejenis amunisi yang berkeliaran.
Grup Kalashnikov Rusia telah mengembangkan drone buatan sendiri yang dikenal sebagai Kub-Bla.
Sementara Ukraina telah menerbangkan drone Warmate buatan Polandia dan Switchblade yang dipasok AS, serta beberapa UAV buatan lokal.
Amunisi itu memiliki jangkauan dan waktu terbang yang jauh lebih pendek daripada drone Shahed buatan Iran, serta membawa muatan senjata yang jauh lebih sedikit.
Maka Iran telah muncul sebagai salah satu pengembang drone tempur paling banyak akal di dunia.
Sebagian drone Iran merupakan hasil rekayasa dari drone buatan AS yang berhasil dijatuhkan Teheran.
Sejak Iran meluncurkan drone kamikaze pada tahun 2016, drone mereka telah digunakan untuk melakukan serangan di Timur Tengah.
Tahun lalu, pemerintah Inggris menuduh Iran menggunakan drone Shahed-136 untuk menyerang kapal tanker minyak yang berafiliasi dengan Israel di lepas pantai Oman, dalam sebuah insiden yang menewaskan dua anggota awak.
Baca Juga: Rusia Pamer Senjata Laser 'Peresvet': Bisa Butakan Satelit dan Lumpuhkan Penerbangan
Investigasi militer AS menemukan puing-puing drone dari kapal tanker MT Mercer Street dan menyimpulkan bahwa itu adalah bagian dari drone sayap delta buatan Iran.
Washington juga menuduh Iran menggunakan drone sayap delta sebagai bagian dari serangan terkoordinasi 2019 terhadap industri minyak Arab Saudi.
Pasukan Houthi yang didukung Iran di Yaman telah berulang kali menggunakan drone sayap delta untuk melakukan serangan terhadap negara tetangga Arab Saudi.