Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

5 Tahun Lagi Mobil Listrik Bisa Terisi 90 persen dalam 10 menit

Wahyu Subyanto - Sabtu, 03 September 2022 | 21:18
Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 dipamerkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (13/8/2022).(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)
KOMPAS.COM

Mobil listrik Hyundai Ioniq 5 dipamerkan di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Sabtu (13/8/2022).(KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Menurut Departemen Transportasi AS, pengisian yang paling lambat, yang dikenal sebagai pengisi daya level 1, bisa mengisi ulang baterai kendaraan listrik dalam 40 hingga 5 jam.

Beberapa pengisian tercepat, yang dikenal sebagai pengisi daya arus searah, bisa mengisi baterai hingga 80 persen dalam 20 menit hingga satu jam.

Jaringan pengisian cepat Tesla yang luas bisa memberikan menjangkau 200 mil hanya dalam 15 menit pengisian ulang baterai.

Namun peralatan yang dipakai membuatnya tidak bisa dipakai kendaraan listrik merek lain di Amerika Serikat.

Kabarnya, akhir tahun ini Tesla akan merilis peralatan pengisian cepat yang bisa digunakan oleh pengemudi non-Tesla.

Baca Juga: Test Drive Pacific Mizone di GIIAS 2022, Motor Listrik Gagah dan Lincah

Jika dibayangkan, maka mobil listrik Tesla seperti 'iPhone di atas roda' dan konsumen terkunci ke dalam ekosistemnya.

Tetapi perlombaan untuk pengisian cepat kendaraan listrik telah menghadapi hambatan selama dekade terakhir. Masalahnya adalah perlu keseimbangan yang rumit saat ingin mengisi baterai kendaraan listrik lebih cepat, namun tidak terlalu cepat karena bisa merusak baterai dalam jangka panjang atau menyebabkannya meledak.

Menurut para ilmuwan, mengisi baterai listrik dengan cepat bisa menyebabkan kerusakan, mengurangi masa pakai dan menurunkan kinerja baterai.

“Saat Anda memiliki baterai mobil listrik pertama kali, maka kinerjanya sangat bagus, namun setelah beberapa tahun atau beberapa ratus kali pengisian daya, maka baterainya menjadi tidak berfungsi dengan baik,” kata Eric D. Wachsman, direktur Institut Inovasi Energi Maryland, sebuah organisasi penelitian energi di University of Maryland.

Untuk mencoba mengatasi hal itu, Dufek dan timnya menggunakan machine learning untuk mengetahui berapa usia baterai saat diisi daya dengan cepat.

Algoritme machine learning itu dilatih untuk menganalisis 20.000 hingga 30.000 titik data, yang menunjukkan seberapa baik kinerja baterai sedang diisi, apakah sudah tua umur pakainya atau menurun kinerjanya.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x