Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Gertakan China: Upaya Taiwan Mencari Kemerdekaan Percepat Mereka Masuk Jurang

Wahyu Subyanto - Jumat, 12 Agustus 2022 | 21:23
China terapkan siaga militer dengan mobilisasi pasukan dan kendaraan militer ke Xiamen jelang kedatangan Ketua DPR AS ke Taiwan
Twitter/BangXiao_

China terapkan siaga militer dengan mobilisasi pasukan dan kendaraan militer ke Xiamen jelang kedatangan Ketua DPR AS ke Taiwan

Nextren.com - Perseteruan China dan Taiwan yang sudah berlangsung lama, akhir-akhir ini tampak memanas, dipicu oleh kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Tauwan.

Pada Kamis (11/8/2022), China mengulang ancamannya untuk menyerang Taiwan setelah hampir seminggu menggelar latihan perang di dekat pulau itu.

Tanpa rasa gentar, Taiwan menyambutnya dengan menggelar latihan militernya sendiri.

China menggertak latihan militer Taiwan itu, dengan menyatakan bahwa kolusi Taiwan dengan kekuatan eksternal untuk mencari kemerdekaan dan provokasi, hanya akan mempercepat kematian mereka sendiri dan mendorong Taiwan ke dalam jurang bencana.

Dilansir AP, demikian pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, saat briefing harian.

Baca Juga: Ini Sejarah dan Alasan Kenapa China dan Taiwan Bermusuhan

Wang menambahkan bahwa keinginan Taiwan untuk merdeka tidak akan pernah berhasil. Setiap upaya untuk menjual kepentingan nasional mereka disebut akan menemui kegagalan total.

China tampak mengintimidasi publik Taiwan dan mengumumkan strateginya untuk memblokade dan bisa saja menginvasi pulau itu secara langsung.

Hal itu didorong oleh kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei pada pekan lalu.

AS, Jepang dan sekutunya telah mengecam latihan perang China tersebut, dan menyatakan keprihatinannya.

Pada hari Rabu, pemerintah Inggris memanggil Duta Besar China Zheng Zeguang ke Kantor Luar Negeri untuk menuntut penjelasan tentang "eskalasi agresif dan luas Beijing terhadap Taiwan."

Taiwan mengatakan Beijing menggunakan kunjungan Pelosi sebagai dalih untuk meningkatkan pertaruhan dalam perseteruannya dengan Taipei.

China disebut telah menembakkan rudal ke Selat Taiwan dan melintasi pulau itu ke Samudra Pasifik.

China juga mengirim pesawat dan kapal yang melintasi garis tengah di selat yang telah lama menjadi penyangga antara kedua belah pihak, yang terpisah di tengah perang saudara pada tahun 1949.

"Pernyataan Tiongkok penuh dengan angan-angan, dan mengabaikan fakta,” kata Dewan Urusan Daratan Taiwan dalam siaran persnya.

“Operasi politik yang kasar dan canggung oleh otoritas Beijing, memperlihatkan pola pikir arogan mereka yang mencoba menggunakan kekuatan untuk menyerang dan menghancurkan Selat Taiwan dan perdamaian regional,” kata rilis tersebut.

“Pihak berwenang di Beijing menipu diri mereka sendiri. Kami memperingatkan pihak berwenang Beijing untuk segera berhenti mengancam Taiwan dengan kekerasan dan menyebarkan informasi palsu," lanjutnya.

Taiwan menempatkan militernya di bawah siaga tinggi selama latihan China, tetapi tidak mengambil tindakan balasan langsung.

Baca Juga: Latihan Militer China di Selat Taiwan Bikin Kisruh, Kerahkan 100 Jet Tempur dan 10 Kapal Perang!

Taiwan mengadakan latihan artileri di lepas pantai barat daya menghadap China yang berlangsung hingga Kamis.

Mereka menggambarkan tantangan yang akan dihadapi China jika melakukan invasi melintasi selat.

Apa yang terjadi bila China menyerang Taiwan?

Dilansir Yahoo News, ternyata perang yang melibatkan China akan membuat kondisi dunia menjadi jauh lebih buruk.

Jika melibatkan konflik bersenjata, maka akan menyebabkan lebih banyak kerusakan pada ekonomi dunia dan pasar global, dibandingkan efek konfrontasi militer apa pun sejak Perang Dunia II.

Tidak seperti perang Rusia atau Ukraina, sektor manufaktur pembangkit tenaga listrik China sangat terkait dengan ekonomi di dunia, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.

Selain itu, laut di sekitar China dan Taiwan adalah beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Gangguan yang terjadi terhadap semua jalur perdagangan itu akibat perang, akan menghancurkan dunia.

Sebelum invasi Rusia ke Ukraina, misalnya, perdagangan AS dengan Rusia senilai US$ 36 miliar per tahun. Nilai perdagangan dengan Ukraina adalah US$ 4 miliar per tahun, sehingga total ada nilai US$ 40 miliar perdagangan langsung yang terancam oleh perang.

Bandingkan dengan nilai perdagangan AS dan China senilai US$ 656 miliar per tahun, termasuk impor produk konsumen di setiap rumah Amerika dan komponen dalam banyak barang yang dirakit di Amerika Serikat.

Nilai perdagangan AS dengan Taiwan adalah US$ 114 miliar, dan itu termasuk beberapa produk semikonduktor paling canggih di dunia.

Secara gabungan, perdagangan AS dengan China dan Taiwan adalah 10 kali perdagangan AS dengan Rusia dan Ukraina. Hal ini melibatkan produk yang jauh lebih penting bagi ekonomi AS.

Baca Juga: Kepala CIA Bocorkan Rencana China Invasi Taiwan, Bakal Cepat dan Mematikan!

Maka terdapat saling ketergantungan yang sama di antara China, Taiwan dan sebagian besar ekonomi maju dunia.

"Jika terjadi perang, kejatuhan ekonomi akan menjadi bencana,” jelas Hal Brands dan Michael Beckley berargumen dalam buku baru “Zona Bahaya: Konflik yang Akan Datang dengan China.”

Bahkan depresi global sangat bisa terjadi.

Sebagai informasi, Taiwan memisahkan diri dari China pada tahun 1949, pada akhir perang saudara China. Kini Taiwan berdiri sebagai negara demokrasi yang independen.

Sedangkan China, tetap menganggap Taiwan sebagai republik pemberontak. Bahkan Presiden Xi Jinping menegaskan bahwa “penyatuan kembali” dengan Taiwan tidak dapat dihindari.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x