Nextren.com - Ancaman krisis nuklir menghantui negara-negara Barat dan Eropa setelah Iran memutuskan untuk mengembangkan teknologi nuklir.
Keputusan Iran untuk melanjutkan proyek pengembangan teknologi nuklir membangkitkan kewaspadaan dari Uni Eropa akan potensi krisis nuklir.
Pekan ini, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borell mengatakan bahwa Eropa harus bersiap menghadapi krisis nuklir jika Iran tolak kesepakatan baru terkait JCPOA.
Baca Juga: Iran Menjadi 'Medan Pertempuran' Baru AS vs Rusia, Apa yang Diperebutkan?
Dilansir dari Reuters, Josep Borell mengatakan pada hari Selasa bahwa ia telah mengusulkan rancangan kesepakatan baru untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran 2015.
Borell menekankan bahwa Uni Eropa tak akan lagi 'lunak' terhadap Iran untuk memberi kompromi.
Jika usulan kesepakatan baru ditolak, Borell akan mengalihkan fokus Uni Eropa untuk menghadapi potensi krisis nuklir.
"Saya sekarang telah meletakkan sebuah teks di atas meja yang membahas dengan detail seputar pencabutan sanksi serta langkah-langkah nuklir yang diperlukan untuk memulihkan JCPOA," tulis Josep Borell sebagaimana dikutip dari Financial Times.
Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) adalah perjanjian terkait program nuklir Iran.
Perjanjian tersebut menyepakati bantuan ekonomi dari China, Perancis, Russia, AS, Jerman, dan Inggris kepada Iran agar Teheran tak mengembangkan teknologi nuklir.
Perjanjian JCPOA sempat ditinggalkan oleh AS dan kemudian disusul ditinggalkan Iran.
Josep Borell mengaku telah melakukan negosiasi dengan peserta JCPOA dan AS selama 15 bulan untuk membahas draft kesepakatan baru.