Nextren.com -Konflik kepentingan antaraAS vs Rusia di Timur Tengah semakin sengit.
Bulan ini, Iran menjadi 'medan pertempuran' baru di tengah perseteruan AS vs Rusia.
Perseteruan AS vs Rusiadi Timur Tengah mengharuskan Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin untuk menegaskan sikapnya kepada Iran.
Tak main-main, Presiden Vladimir Putin dan Joe Biden datang langung ke Timur Tengah untuk menegaskan kepentingan mereka terhadap Iran.
Pekan lalu, Joe Biden melakukan perjalanan ke Timur Tengah dan mengunjungi beberapa negara sekutunya seperti Israel dan Arab Saudi.
Dalam kunjungannya ke Israel, Joe Biden menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir mematikan.
Baca Juga: China Akan Ambil Alih Dominasi Barat Pasca Perang Rusia dan Ukraina, AS Tak Lagi Berkuasa?
Joe Biden juga mengatakan bahwa ia akan menggunakan kekuatan militer sebagai upaya terakhir untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir.
Joe Biden berbicara dalam sebuah wawancara dengan Channel 12 Israel dengan mengatakan bahwa ia akan memasukan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) dala daftar Organisasi Teroris Asing (FTO) AS.
Sikap Biden ini menunjukan ketakutan sekaligus sikap waspada yang tinggi dari AS terhadap perkembangan teknologi nuklir di Iran.
Sepekan setalah kunjungan Biden, Putin datang ke Iran untuk melakukan dialog politis dengan Presiden Iran dan Supreme Leader Iran, Ayatollah Ali Khomeini.
Di Teheran, Putin mengadakan pertemuan tatap muka pertamanya sejak invasi Rusia ke Ukraina.
Ia bertemu dengan Tayyip Erdogan, Presiden Iran Ebrahim Raisi, dan Ayatollah Ali Khomeini.
Putin membahas ekspor gandum melalui jalur laut di Laut Hitan serta perkembangan konflik Suriah Utara.
Sementara itu, pertemuan Putin dan Ali Khomeini berlangsung formal dengan rencana kerja sama jangka pangjang Iran-Rusia
Ali Khomeini menyerukan kerja sama jangka panjang antara Iran dan Rusia, mengatakan kepada PUtin bahwa kedua negara perlu tetap waspada terhadap "penipuan Barat".
Baca Juga: Ukraina Siapkan Serangan Balasan Untuk Rebut Wilayah Selatan dari Rusia
Khomeini juga mengatakan bahwa Putin telah memastikan Rusia mempertahankan kemerdekaannya dari AS.
Hal tersebut terlihat ketika negara-negara internasional menggunakan uang nasional mereka sendiri saat memperdagangkan barang.
"Dolar AS harus secara bertahap diruntuhkan dari perdagangan global, dan ini dapat dilakukan secara bertahap," ujar pemimpin revolusioner Iran, Ayatollah Ali Khomeini sebagaimana dikutip dari Reuters.
(*)