Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Turki Disebut 'Duri dalam Daging' NATO, Diam-diam Akrab dengan Putin?

Gama Prabowo - Jumat, 03 Juni 2022 | 12:30
Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Vladimir Putin pada September 2021
Sputnik via Reuters

Presiden Turki Tayyip Erdogan bertemu dengan Vladimir Putin pada September 2021

Nextren.com -Turki sejak lama telah menjadi penghalang NATO untuk mencapai konsesus terhadap suatu permasalahan.

Baru-baru ini, Turki menjadi penghalang utama bagi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO.

Presiden Turki Tayyip Erdogan menolak Swedia dan Finlandia sebagai negara pendukung terorisme.

Erdogan secara spesifik mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Baca Juga:Turki Tolak Swedia dan Finlandia Gabung NATO, Erdogan: Mereka Pendukung Terorisme!

Penolakan Turki terhadap Swedia dan Finlandia jelas menghalangi ekspansi NATO ke wilayah Nordik.

Turki bahkan dianggap sebagai "duri dalamg daging" NATO karena sikap kontroversialnya.

Dilansir dari The New York Times, sikap Erdogan adalah pengingat masalah lama NATO yang saat ini memiliki 30 anggota.

NATO harus bersaing dengan pemimpin otoriter yang bersedia menggunakan pengaruhnya untuk mendapat poin politik dalam negeri dengan menghalangi konsesus.

Baca Juga: Demi Lemahkan Rusia, Pejabat Turki Tuduh Ada Anggota NATO yang Ingin Perang Rusia-Ukraina Berlangsung Lama

Sikap Erdogan yang menolak Swedia dan Finlandia jelas menguntungkan bagi Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Bagi Rusia, penolakan masuknya Swedia dan Finlandia ke NATO akan menjadi kemenangan signifikan.

Pasalnya, rezim Putin telah menempuh langkah-langkah kecaman hingga ancaman kepada Finlandia dan Swedia namun kedua negara tersebut masih nekat bergabung ke NATO.

Ilustrasi NATO dan Turki
Washington Times

Ilustrasi NATO dan Turki

Baca Juga: Rusia Rebut Pusat Kota Industri di Ukraina Timur, Tujuan Perang Putin Segera Tercapai!

Hubungan Erdogan dan Putin

Mantan Duta Besar AS untuk Turki dan Finlandia, Eric S. Edelman mengatakan bahwa Erdogan dan Putin memiliki hubungan yang rumit.

Edelman juga memperingatkan abhwa Erdogan mungkin berusaha untuk menjilat Putin atau setidaknya meredam kemarahan Moskow atas penjualan pesawat tempur dari perusahaan Turki ke Ukraina.

"Dia memiliki hubungan yang sangat rumit dengan Putin yang harus dia pertahankan," ujar Edelman seperti dikutip dari The New York Times.

"Ini adalah cara yang baik untuk melemparkan sedikit tulang ke Putin 'Saya masih berguna bagi Anda'," sambungnya.

(*)

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x