Nextren.com -Turki sejak lama telah menjadi penghalang NATO untuk mencapai konsesus terhadap suatu permasalahan.
Baru-baru ini, Turki menjadi penghalang utama bagi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO.
Presiden Turki Tayyip Erdogan menolak Swedia dan Finlandia sebagai negara pendukung terorisme.
Erdogan secara spesifik mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Baca Juga:Turki Tolak Swedia dan Finlandia Gabung NATO, Erdogan: Mereka Pendukung Terorisme!
Penolakan Turki terhadap Swedia dan Finlandia jelas menghalangi ekspansi NATO ke wilayah Nordik.
Turki bahkan dianggap sebagai "duri dalamg daging" NATO karena sikap kontroversialnya.
Dilansir dari The New York Times, sikap Erdogan adalah pengingat masalah lama NATO yang saat ini memiliki 30 anggota.
NATO harus bersaing dengan pemimpin otoriter yang bersedia menggunakan pengaruhnya untuk mendapat poin politik dalam negeri dengan menghalangi konsesus.
Sikap Erdogan yang menolak Swedia dan Finlandia jelas menguntungkan bagi Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Bagi Rusia, penolakan masuknya Swedia dan Finlandia ke NATO akan menjadi kemenangan signifikan.