Nextren.com - Turki kembali membuat gaduh aliansi pertahanan NATO dengan kecaman yang dilontarkan oleh Tayyip Erdogan kepada Swedia dan Finlandia.
Erdogan mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia tak pantas menjadi anggota NATO karena kedua negara tersebut dianggap mendukung terorisme.
Presiden Turki tersebu menolak Swedia dan Finlandia dengan alasan bahwa kedua negara tersebut menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Turki sendiri menganggap bahwa PKK adalah teroris karena mereka menghentikan ekspor senjata ke Ankara pada 2019.
Baca Juga: Turki Tolak Swedia dan Finlandia Gabung NATO, Erdogan: Mereka Pendukung Terorisme!
Penolakan Turki atas proposal Swedia dan Finlandia tak mengejutkan bagi negara-negara Barat.
Pasalnya, Turki telah menjadi sekutu paling menyusahkan bagi negara-negara anggota.
Dalam aliansi yang beroperasi berdasar konsesus, perwakilan Turki di NATO dilihat sebagai orang yang 'kaku'.
Turki kerap mengeluarkan pandangan-pandangan kerasnya di forum NATO dan menyulitkan aliansi tersebut untuk berkembang.
Baca Juga: Tidak Hanya Rusia, Turki Juga Tak Setuju Finlandia dan Swedia Gabung NATO
Dilansir dari The New York Times, pada tahun 2009, Turki tercatat memblokir penunjukan kepala NATO baru yang berasal dari Denmark.
Pada saat itu, Turki mengatakan bahwa Denmark terlalu toleran terhadap kartun Nabi Muhammad dan terlalu bersimpati kepada "teroris Kurdi" yang berbasis di Turki.