Selain itu, peluncur rudal yang dipasok Inggris juga memiliki kelemahan ketika digunakan.
Dilansir dari media Rusia RT, Minggu (8/5/2022), sistem anti-tank Javelin buatan AS telah dipuji karena keefektifannya oleh pejabat Washington.
Senjata pertahanan ini telah diubah oleh Media Barat menjadi simbol perlawanan Ukraina dalam konflik dengan Rusia.
Tetapi seorang komandan marinir Ukraina, yang akhirnya ditangkap selama pertempuran untuk Mariupol, mengungkapkan senjata canggih itu tidak benar-benar sesuai dengan klaimnya.
Baca Juga: Komandan Nuklir AS Peringatkan Kengerian Senjata Nuklir China dan Rusia, Jangan Lengah!
"Javelin tidak terbukti berguna, terutama dalam perang perkotaan," kata Kolonel Vladimir Baranyuk, komandan Brigade Infanteri Angkatan Laut ke-36 Ukraina.
"Kami bahkan tidak bisa meluncurkannya. Saya pikir itu sama sekali tidak berguna di lingkungan perkotaan, karena selalu ada sesuatu yang menghalangi," jelasnya.
Unit Baranyuk juga dipersenjatai dengan Next-generation Light Anti-tank Weapons (NLAW), yang dipasok oleh Inggris.
Tetapi menurut perwira tersebut, senjata ini juga memiliki kekurangan.
"Mengenai peluncur rudal NLAW, kami lebih sering menggunakannya daripada Javelin, tetapi memiliki masalah tersendiri dengan baterai yang terkuras dalam kondisi dingin, sehingga tidak mungkin diluncurkan,” ungkap Baranyuk.
Rudal Javelin yang ditembakkan dari bahu dilengkapi dengan panduan inframerah dan dikatakan mengadopsi lintasan 'serangan atas' untuk menyerang atap tank, yang merupakan bagian yang paling rentan.