Nextren.com -Perang Rusia dan Ukraina menimbulkan kekhawatiran internasional akan potensi pecahnya perang nuklir.
Kekhawatiran ini juga diungkapkan oleh Kepala Komando Strategi AS yang mengawasi persenjataan nuklir Amerika Serikat.
Dilansir dari Defense News, Komandan Nuklir AS Charles Rihard memberi peringatan kepada Kongres tentang kekuatan senjata nuklir yang dimiliki Rusia dan China.
Charles Richard mewanti-wanti bahwa AS perlu meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah kriis nuklir.
"Kita menghadapi dinamikan pencegahan krisis yang hanya beberapa kali kita lihat dalam sejarah bangsa kita," ujar Charles Richard kepada anggota Kongres pada Rabu (4/5).
"Perang di Ukraina dan lintasan nuklir China menunjukan bahwa kita memiliki celah pencegahan dan jaminan berdasarkan ancaman nuklir yang terbatas,' sambungnya.
Baca Juga: Rusia Was-was, Inggris dan Jepang Bakal Teken Perjanjian Pertahanan Baru
Richard datang sebagai salah satu Dewan Senjata Nuklir dan penampilannya muncul selama sidang pertama.
Pidatonya selalu menegaskan bahwa Rusia dan China merupakan ancaman nyata bagi AS dan NATO.
"Presiden Putin secara bersamaan menginvasi negara berdaulat (Ukraina) sambil menggunakan ancaman nuklir terselubung untuk intervensi AS dan NATO," ujar Richard.
Charles Richard juga mengungkapkan bahwa China memiliki perkembangan persenjataan nuklir yang cukup signifikan pada dekade ini.
Richard mengatakan bahwa China telah mengawasi perang di Ukraina dengan cermat dan kemungkinan akan menggunakan kekuatan nuklir untuk keuntungan mereka di masa mendatang.
Ia menuding China akan memperoleh kemampuan militer yang cukup untuk menyatukan kembali Taiwan pada 2027 mendatang.
"Niat mereka (China) adalah untuk mencapai kemampuan militer untuk menyatukan kembali Taiwan pada tahun 2027 jika tidak lebih cepat," ujar Richard.
Baca Juga: China Tuduh NATO Telah Membuat Eropa Kacau, Peringatkan Kawasan Asia-Pasifik dan Dunia
Kemudian, Charles Richard juga menunjukan kekuatan nuklir China yang telah meningkat pesat pasca Perang Dingin.
"Yang terbesar dan paling terlihat adalah ekspansi dari nol hingga setidaknya ada 360 rudal balistik antar benua Silo", ujar Charles Richard.
China juga membuat kemajual yang signifikan dalam rudal nuklir yang dapat diluncurkan dari udara dan kapal selam.
(*)