Nextren.com -Perang Rusia vs Ukraina telah berkecamuk sejak 24 Februari 2022.
Sampai sekarang, negosiasi damai yang telah diupayakan berbagai macam pihak masih belum menemui kata sepakat.
Ditengahupaya perdamaian, baru-baru ini pernyataan pedas justru dikeluarkan olehjuru bicara Kementerian Luar Negeri China,Wang Wenbin.
Pernyataan tersebut ditujukan kepada NATO yang disebut telah mengcaukan Eropa.
Tidak hanya itu, NATO dituding juga telah memicu konflik di kawasan Asia-Pasifik.
Baca Juga: Parlemen Dukung Rencana Masuk Aliansi Militer, Finlandia Makin Dekat Jadi Anggota NATO
Melansir dari Kompas.com, Wang menuduh NATO telah menuntut negara-negara lain untuk mematuhi norma-norma dasar.
SementaraNATO sendiri "dengan ceroboh mengobarkan perang dan menjatuhkan bom di negara-negara berdaulat, membunuh dan menggusur warga sipil yang tidak bersalah".
Setelah dituduh mengacaukan Eropa,Wangjuga mempertanyakan apakah NATO akan membuat kacau kawasan Asia-Pasifik dan dunia.
Selengkapnya dapat dibaca di halaman kedua.
“NATO, sebuah organisasi militer di Atlantik Utara, dalam beberapa tahun terakhir datang ke kawasan Asia-Pasifik untuk mengerahkan kekuatannya dan memicu konflik,” kata Wang sebagaimana dilansir dari Kompas.com (via Guardian).
“NATO telah mengacaukan Eropa. Apakah sekarang mencoba mengacaukan Asia-Pasifik dan bahkan dunia?” imbuhnya.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss memperbarui seruan untuk menguatkan NATO setelah perang Ukraina, dalam pidatonya di Mansion House di London pada Rabu (27/4/2022).
Dia mengatakan langkah terkoordinasi untuk mengisolasi Rusia dari ekonomi dunia membuktikan bahwa akses pasar ke negara-negara demokratis tidak lagi diberikan. Truss juga menyampaikan peringatan langsung ke China.
“Negara harus bermain sesuai aturan. Dan itu termasuk China,” katanya.
Baca Juga: NATO Diminta Ikuti Syarat ini Jika Ingin Perang Rusia vs Ukraina Segera Berakhir
Sementara itu,China menolak untuk mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, salah satu sekutu terdekatnya.
China disebut telah mengabaikan kritik dan desakan dari Eropa, terutama negara-negara anggota NATO dan pemerintah lain untuk menggunakan pengaruhnya di Moskwa.
KTT China-Uni Eropa baru-baru ini dilaporkan tegang karena perwakilan China menolak tekanan oleh rekan-rekan Eropa untuk membantu mengakhiri perang.
Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan Beijing akan mengejar perdamaian "dengan caranya sendiri". (*)