Nextren.com -Pekan ini, Inggris dan Jepang bakalmeneken perjanjian pertahanan baru.
Dilansir dari Sky News, Inggris dan Jepang akan menyetujui perjanjian pertahanan baru ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menjamu Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Kamis (5/4).
Perjanjian pertahanan yang baru akan mempererat hubungan militer 2 negara kepulauan tersebut.
Perjanjian tersebut akan memungkinkan pasukan Inggris dan Jepang untuk dikerahkan bersama dalam pelatihan militer.
Jepang dan Inggris juga akan terlibat dalam latihan bersama dan kegiatan bantuan bencana.
Baca Juga: Rusia Pamer Torpedo Nuklir 'Poseidon': Bisa Picu Tsunami 500 Meter Hingga Radiasi Mematikan
Perjanjian pertahanan baru bertujuan untuk menjaga perdamaian di kawasan Indo-Pasifik dan keamanan global.
Selain itu, Inggris dan Jepang berupaya untuk menyatukan kekuatan demi menghadapi potensi-potensi konflik internasional yang berhubungan dengan Rusia, Cina, dan Korea Utara.
Inggris akan menjadi negara Eropa pertama yang memiliki perjanjian pertahanan dengan Jepang.
Baca Juga: Rusia Ancam Gunakan Drone Nuklir Bawah Air 'Poseidon' ke Inggris Jika Terus Dukung Ukraina
Kunjungan resmi Perdana Menteri Kishida akan disambut secara hormat oleh Inggris.
Dilansir dari Sky News, Inggris akan melaksanakan guard of honor dan RAF flypast di pusat kota London untuk menandai kunjungan resmi Perdana Menteri Kishida.
Flypast diperkirakan akan berlangsung pukul 11.10 pagi waktu setempat.
Adapun jet tempur yang digunakan adalah jenis Typhoon dan RAF Voyager Vespina.
Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Diprediksi Berlangsung Hingga 2023, PM Inggris: Hal Itu Mungkin Terjadi
Kedua pemimpin negara diperkirakan akan membahas secara detail tentang perang Ukraina.
Boris Johnson dan Fumio Khisida sepertinya akan berfokus untuk memberikan tekanan maksimum kepada rezim Putin agar invasi Rusia segera terhenti.
Selain itu, Inggris dan Jepang juga akan berfokus dalam hubungan perdagangan dan investasi yang kuat antara kedua negara.
Baca Juga: Ancaman Perang Dunia Nuklir Makin Nyata: NATO Sudah Bergerak, Amerika Serikat Bagi-bagi Hulu Ledak
(*)