Phillips O'Brien, profesor studi strategis Universitas St Andrews yang memposting analisis harian perang di Twitter, menulis bahwa pertarungan artileri yang akan datang akan menyerupai Perang Dunia I, masing-masing pihak berusaha melemahkan pihak lain dengan tembakan yang melelahkan.
Tentara Rusia "jauh lebih kecil dan menderita kerugian peralatan besar. Tentara Ukraina lebih kecil, tetapi persenjataannya akan jauh lebih baik," katanya.
"Rusia perlu mengubah dinamika itu atau ia akan kalah dalam perang gesekan."
Pasokan Senjata ke Ukraina
AS dan sekutunya bergerak cepat dengan pasokan untuk mengambil keuntungan dari pengelompokan kembali pasukan Rusia yang lambat setelah kemunduran mereka di Ukraina utara.
Setidaknya 18 dari 90 artileri yang ditarik yang dijanjikan Washington dalam dua minggu terakhir telah dikirim ke pasukan Ukraina, dan lebih banyak lagi sedang diburu awal pekan ini, menurut seorang pejabat Pentagon.
Baca Juga: Rudal Hipersonik Sarmat Berjangkauan 35.000Km Segera Disebar, Mampu Lindungi Rusia Hingga 40 Tahun
Washington juga memasok hampir 200.000 butir amunisi howitzer, dan mengatur pasokan amunisi untuk artileri buatan Rusia yang saat ini dioperasikan pasukan Ukraina.
Sekitar 50 tentara Ukraina telah dilatih untuk menggunakan howitzer AS, dan lebih banyak lagi sedang dilatih minggu ini.
Sementara Prancis mengirimkan howitzer seluler Caesar yang sangat canggih, dan Republik Ceko mengirimkan howitzer self-propelled yang lebih tua.
Kanada juga mengirimkan howitzer dan peluru "Excalibur" berpemandu canggih yang dapat menempuh jarak lebih dari 40 kilometer dan mengirimkan amunisi tepat sasaran.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bantu Lawan Rusia, Jerman akan Pasok Tank Anti-pesawat Gepard ke Ukraina