Nextren.com - Sanksi ekonomi dunia terhadap Rusia begitu kuat mencengkeram perekonomian Rusia.
Ada sekitar 22 negara yang ramai-ramai memberi sanksi kepada Rusia dalam berbagai bentuknya.
Namun Presiden Rusia Vladimir Putin tak kurang akal menghadapinya.
Putin meminta pembayaran gas dalam mata uang rubel yang dibeli oleh negara-negara tak bersahabat mulai April 2022, sebagai imbas konflik militer di Ukraina.
Negara-negara tak bersahabat yang dimaksud Putin adalah mereka yang menghujani Rusia dengan serangkaian sanksi atas invasi militernya ke Ukraina.
Diketahui, negara-negara tersebut adalah AS dan sekutunya, negara-negara di Uni Eropa. Uni Eropa sendiri merupakan pelanggan gas alam cair Rusia.
Putin juga mengancam, jika negara-negara tidak bersahabat itu menolak membayar dengan rubel, Rusia akan menghentikan aliran gasnya.
Menurut dekrit tersebut, semua pembayaran akan ditangani oleh Gazprombank Rusia, anak perusahaan raksasa energi milik negara, Gazprom.
Pembeli akan mentransfer pembayaran ke rekening Gazprombank dalam mata uang asing, yang kemudian akan diubah oleh bank menjadi rubel dan ditransfer ke rekening rubel pembeli.
Lalu seberapa efektif kebijakan Putin memaksa negara-negara tak bersahabat menggunakan rubel dalam pembelian gas Rusia?
Kecerdikan Putin