Rudal Hipersonik CINA
Sistem pembom orbit hipersonik yang diuji China pada bulan Agustus tahun lalu, dilaporkan telah mencapai kecepatan tertingginya di 21.000 mph (33.796 km/jam) untuk menyerang dari luar angkasa.
Konsep inti senjata 'baru' China itu adalah mengirimkan hulu ledak ke orbit dan membuatnya mengelilingi dunia sebelum mencapai target. Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh Soviet pada 1960-an.
Disebut Sistem Pengeboman Orbital Fraksional (FOBS), sistem itu dikembangkan untuk menghindari susunan radar dan sistem pertahanan rudal AS yang kuat.
Sistem tersebut bekerja dengan mendeteksi peluncuran ICBM oleh pihak lawan, yaitu rudal jarak jauh yang dapat dilontarkan dengan nuklir, dan melacaknya ke luar angkasa, kemudian menembakkan hulu ledak saat rudal turun dengan harapan meledakkannya sebelum mencapai target.
Hal ini dimungkinkan karena ICBM dan hulu ledaknya mengikuti lintasan yang dapat diprediksi yang naik tinggi ke luar angkasa.
Hal itu membuatnya relatif mudah dikenali dan memungkinkan kru pertahanan untuk menghitung ke mana rudal diarahkan sehingga dapat ditembakkan dari langit.
FOBS bertujuan untuk meniadakan pertahanan ini dengan menembakkan hulu ledak mereka di sepanjang lintasan yang jauh lebih datar, tentu dibantu oleh gravitasi Bumi.
Ini berarti sistem ini akan lolos di bawah cakupan banyak susunan deteksi radar dan lebih sulit dilacak.
Itu juga membuat hulu ledak jauh lebih sulit untuk ditembak jatuh, karena lintasannya lebih sulit untuk dihitung.
Baca Juga: Hadapi Rudal Hipersonik China, AS Uji Senjata Laser Terkuat