Follow Us

AS Sukses Ujicoba Rudal Hipersonik Berkecepatan 5 kali Kecepatan Suara, Namun Masih Kalah dari Rudal Rusia dan China

Wahyu Subyanto - Rabu, 06 April 2022 | 15:00
Rudal, yang diluncurkan dari jet pembom dan dipercepat oleh booster sebelum terlepas, dapat diarahkan ke target yang tepat.
Lockheed Martin

Rudal, yang diluncurkan dari jet pembom dan dipercepat oleh booster sebelum terlepas, dapat diarahkan ke target yang tepat.

Nextren.com - Militer Amerika Serikat ternyata sudah menguji rudal hipersonik bulan lalu.

Tetapi mereka memutuskan untuk merahasiakannya selama dua minggu, untuk menghindari peningkatan ketegangan lebih lanjut dengan Rusia.

Ujicoba pada pertengahan Maret itu dilakukan tepat saat Presiden Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Eropa untuk membahas invasi Rusia yang sedang berlangsung ke Ukraina, CNN melaporkan, meskipun sebenarnya sedikit rincian telah dirilis tentang hal itu. Ujcoba dilakukan di lepas pantai barat dengan rudal Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC), yang diluncurkan dari pembom B-52, seperti dilansir Daily Mail (5/4/2020).

Menurut Defense Advanced Research Projects Agency, proses kerja rudal hipersonik adalah mesin pendorong rudal awalnya mendorong senjata ke kecepatan tinggi sebelum mesin scramjet mulai bekerja, lalu mendorong rudal ke kecepatan hipersonik Mach 5 dan lebih cepat.

Baca Juga: Rusia Pakai Rudal Hipersonik: Kecepatan 14 Ribu KM per Jam, Tak Bisa Dideteksi Radar Manapun

Rudal hipersonik itu mampu terbang di ketinggian lebih dari 65.000 kaki sejauh 300 mil - yang akan memakan waktu sekitar lima menit.

DARPA mengatakan ujicoba itu memenuhi semua tujuannya, termasuk integrasi dan pelepasan rudal, pemisahan yang aman dari pesawat peluncuran, penembakan booster, dan jelajah.

Ujicoba itu dilakukan saat ketegangan antara Rusia dan AS meningkat, karena invasi negara itu ke Ukraina. Hanya beberapa hari setelah Rusia menggunakan rudal hipersoniknya sendiri di gudang amunisi di Ukraina barat.

Pejabat AS baru-baru ini meremehkan penggunaan rudal hipersonik Kinzhal oleh Rusia yang pada dasarnya adalah versi peluncuran udara dari rudal balistik jarak pendek, Iskander Rusia, dan bukan persenjataan hipersonik baru.

Ujicoba AS ini melibatkan penggunaan mesin yang kuat, yang disebut scramjet bernapas udara.

Rudal HAWC tidak mengandung hulu ledak - tetapi mengandalkan energi kinetik belaka untuk menghancurkan target.

AS telah melihat senjata hipersonik dengan prioritas baru setelah tes yang berhasil dilakukan oleh China dan Rusia, karena adanya kekhawatiran bahwa AS tertinggal dalam mengembangkan teknologi militer terbaru.

Editor : Nextren

Baca Lainnya

PROMOTED CONTENT

Latest