Cara tersebut memungkinkan para peneliti untuk melihat atom dari setiap enzim dan mendesain cetak biru molekulernya. Selanjutnya, mereka menyatukan DNA untuk membentuk enzim yang juga dapat memecah Polyethylene furanoate (PEF), bioplastik berbasis gula.
Di sisi lain, tim peneliti di University of Edinburgh pun telah melakukan eksperimem menggunakan bakteri E. coli untuk mengubah plastik menjadi vanillin, komponen utama ekstrak biji vanili.
Baca Juga: Apps Tuker Sampah Karya Mahasiswa UNS Raih Medali di AI-JAM Japan 2019
Setelah mendegradasi plastik PET berdasarkan monomer dasarnya, para peneliti mengubah salah satu monomer tersebut yakni asam tereftalat, menjadi vanilin melalui serangkaian reaksi kimia.
Vanillin yang dihasilkan ini, diyakini layak untuk dikonsumsi manusia kendati peneitian lebih lanjut masih diperlukan.
Para ahli percaya bahwa bakteri pemakan plastik dapat membantu mengatasi setidaknya 14 juta ton plastik, yang dibuang ke lautan setiap tahun. Sebab, polusi plastik menyebabkan dampak pada ekosistem laut serta dapat memengaruhi kesehatan manusia.
Berdasarkan catatan International Union for Conservation of Nature (IUCN), begitu sampah plastik memasuki lautan,benda ini dapat mencekik dan menjerat hewan.
Di samping itu, mikroplastik juga dicerna oleh banyak spesies laut yang pada akhirnya akan dikonsumsi manusia. Jika dimakan, mikroplastik dapat melarutkan kontaminan beracun di permukaannya ke dalam tubuh organisme.
Racun tersebut bisa menumpuk dan berpindah dari ikan yang hidup di laut, ke tubuh manusia yang mengonsumsinya. Sedangkan di darat, permasalahan plastik tak lepas dari dampaknya pada lingkungan.
Sebagian besar plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar, yang melepaskan asap beracun apabila dihirup manusia.
Artikel ini tayang di kompas.com dengan judul : Ilmuwan Temukan Bakteri Pemakan Plastik, Mungkinkah Jadi Solusi Atasi Sampah Global?Penulis Zintan Prihatini