Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Bakteri Pemakan Plastik, Harapan Baru untuk Mengurai Triliunan Sampah Plastik di Lautan

None - Jumat, 25 Maret 2022 | 11:39
ilustrasi sampah plastik di teluk Jakarta
kompas.com

ilustrasi sampah plastik di teluk Jakarta

Nextren.com - Sampah plastik adalah salah satu masalah terbesar umat manusia.

Dipakai oleh hampir seluruh umat manusia di umi, sampah plastik butuh ratusan tahun untuk terurai di alam.

Padahal perilaku manusia terus saja membuang sampah plastik sembarangan. Dilansir VOA Indonesia, lebih dari 300 juta ton plastik diproduksi setiap tahun dan setidaknya ada lima triliun potongan plastik yang mengambang di lautan kita.

Bahkan sampah plastik sudah ditemukan oleh tim peneliti Inggris dalam pencernaan udang kecil di enam palung laut terdalam di dunia.

Di Palung Mariana di timur Filipina, daerah terdalam dari bumi, 100 persen hewan yang diteliti memiliki serat plastik di dalam saluran pencernaan mereka.

Baca Juga: Saatnya Membicarakan Sampah Plastik Untuk Melindungi Bumi dan Seisinya

Harapan baik muncul dari para ilmuwan Jepang berhasil menemukan spesies bakteri pemakan plastik pada tahun 2016.

Hal ini tentu menjadi penemuan yang luar biasa karena berpotensi dapat membantu mengatasi permasalahan sampah plastik global.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Science pada 11 Maret 2016, tim ilmuwan mengungkapkan bahwa bakteri itu ditemukannya ketika mengumpulkan botol plastik di luar fasilitas daur ulang.

Umumnya, bakteri menghabiskan waktu mereka untuk menyerap bahan organik mati, tetapi bakteri yang dinamai Ideonella sakaiensis justru dapat "memakan" jenis plastik tertentu, yakni polietilen tereftalat (PET).

Setelah menganalisisnya, para ilmuwan menemukan bahwa bakteri tersebut menghasilkan dua enzim pencernaan yang disebut hidrolisis PET atau PETase.

Dilansir dari Live Science, Rabu (23/3/2022), enzim ini berinteraksi dengan plastik PET, kemudian memecah rantai molekul panjang menjadi rantai yang lebih pendek (monomer) atau asam tereftalat dan etilen glikol.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x