Nextren.com - Beberapa tahun terakhir, awal Ramadan bisa diperingati secara bersama-sama oleh umat muslim di Indonesia.
Padahal sebelumnya, sering terjadi perdebatan dan keresahan di masyarakat karena perbedaan awal Ramadan.
Hal itu terjadi karena perbedaan cara penetapan awal Ramadan, yaitu dengan perhitungan atau dengan pengamatan hilal.
Lalu bagaimana awal Ramadan tahun ini?
Prof Dr Thomas Djamaluddin, MSc, ahli astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menuturkan lewat postingan IG, bahwatahun ini kemungkinan penetapan awal Ramadan akan berbeda.
Prof Djamaluddin menjelaskan garis tanggal pada saat maghrib 1 April 2022.
Baca Juga: Apesnya 27 Warga Banyuwangi Ini, KTP Dipinjam Utang Pinjol Lalu Diteror Penagih Hutang
Dengan kriteria Wujudul Hilal (antara arsir merah dan putih), maka Muhammadiyah sudah memutuskan 1 Ramadhan 1443 adalah 2 April 2022.
Namun, garis tanggal tinggi 2 derajat (antara arsir biru dan putih) sedikit di sebelah barat wilayah Indonesia.
Artinya, sangat tidak mungkin akan terlihat hilal pada 1 April di wilayah Indonesia, sehingga 1 Ramadhan 1443 berpotensi 3 April 2022.
Sebenarnya peringatan akan potensi perbedaan awal Ramadhan 1443 sudah dituliskan Prof Djamaluddin tentang Kalender 1443 dengan berbagai kriteria.
Juga ketika membandingkan dengan kondisi Rajab 1443.
Namun perlu ditambahkan pertimbangan terbaru terkait dengan kebijakan Kementerian Agama yang mengadopsi Kriteria Baru MABIMS.
Dengan melihat garis tanggal awal Ramadhan 1443 (gambar di atas), terlihat jelas potensi perbedaannya. Dengan kriteria Wujudul Hilal, Muhammadiyah sudah memutuskan 1 Ramadhan 1443 = 2 April 2022.
Namun hilal terlalu rendah untuk diamati. Umumnya di wilayah Indonesia tinggi bulan kurang dari 2 derajat.
Baca Juga: Rusia Makin Ditekan, Visa, Mastercard dan PayPal Resmi Setop Layanan
Itu artinya, rukyatul hilal (pengamatan hilal) pada saat maghrib 1 April berpotensi tidak terlihat. Kalau pun ada yang melaporkan menyaksikan, itu sangat meragukan sehingga berpotensi ditolak saat sidang itsbat.
Sehingga berdasarkan rukyat, 1 Ramadhan 1443 kemungkinan besar akan jatuh pada 3 April 2022.
Pada kalender Islam rujukan oleh Kementerian Agama memang tercantum 1 Ramadhan 1443 = 2 April 2022 berdasarkan ketinggian bulan (dengan perhitungan lain) di Pelabuhan Ratu sedikit di atas 2 derajat. Dengan menggunakan kriteria lama, memang kondisi itu sudah dianggap masuk tanggal baru.
Tetapi, dengan perhitungan yang lebih akurat, misalnya dari Accurate Times, memang di kawasan barat Indonesia pun tinggi bulan pada 1 April 2021 umumnya di bawah 2 derajat.
Ini data hisab (perhitungan astronomi) di Surabaya, Jakarta, dan Medan yang menunjukkan tinggi bulan (Topographic Moon Altitude) kurang dari 2 derajat.
Sejak awal 2022 Kementerian Agama mengadopsi Kriteria Baru MABIMS, yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat.
Dengan kriteria baru tersebut, posisi bulan di wilayah Indonesia dan negara-negara Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura (negara-negara MABIMS) belum memenuhi kriteria.
Baca Juga: Pengatur Internet Dunia Tolak Permintaan Ukraina untuk Blokir Internet Rusia
Berikut ini gambar garis tanggal dengan kriteria baru MABIMS.
Dengan kriteria baru MABIMS, pada 1 April posisi bulan tidak mungkin teramati. Jadi 1 Ramadhan 1443 = 3 April 2022
Jadi sangat mungkin Sidang Itsbat pada 1 April 2022 akan memutuskan 1 Ramadhan 1443 jatuh pada 3 April, berbeda dengan Muhammadiyah yang mengumumkan 1 Ramadhan 1443 jatuh pada 2 April 2022.