Asrorun menambahkan, terdapat beberapa ritual saat Ibadah Haji yang membutuhkan kehadiran secara fisik.
"Pelaksaan Ibadah Haji dengan mengunjungiKa'bahsecara virtual tidaklah cukup, dan tidak memenuhi syarat karena aktifitas Ibadah Haji" jelasAsrorun seperti dikutip dariKompasTV.
"Tata caranya pelaksanaannya sudah ditentukan. Ada beberapa ritual yang membutuhkan kehadiran fisik," lanjutnya.
Baca Juga: JavaMiFi Rilis Paket Internet Unlimited Khusus Jamaah Haji Indonesia
Lebih lanjut, Asrorun mengatakan bahwaIbadah Hajibereratan dengan tempat tertentu yang harus dihadiri.
Salah satu contohnya adalah ketikamengelilingi Ka'bah selama tujuh kali putaran atau tawaf.
Selain itu, ibadah Haji juga tak bisa dilaksanakan dalam hati, berangan, atau virtual.
Meskipun Ibadah Haji via Metaverse dianggap tidak sah, tetapiAsrorun berpendapat bahwa hal tersebut bisadimanfaatkan untuk persiapan Ibadah Haji.
Selengkapnya dapat dibaca di halaman ketiga.
Ibadah Haji lewat Metaverse bisadimanfaatkan untuk persiapan pelaksanaan haji atau umrah atau latihan manasik haji.
Tujuannya agar calon Jamaah Haji bisa memiliki pengetahuan yang memadai danmengenali tempat ibadah sebelum Ibadah Haji dilaksanakan.
"Kunjungan ke Ka'bah secara virtual bisa dioptimalkan untukexploredan mengenali lebih dekat, dengan 5 dimensi, agar ada pengetahuan yang utuh dan memadai sebelum pelaksanaan ibadah," pungkasAsrorun.