Melonjaknya penambang Bitcoin di Kazakhstan terjadi sejak China menutup pusat penambangan Bitcoin tahun lalu.
Akhirnya penambang Bitcoin di China pindah ke Kazakhstan, apalagi tarif listrik di Kazakhstan juga cukup murah.
Selama ini, operasi Bitcoin memang sangat bergantung pada jaringan atau miner yang beroperasi.
Jadi makin banyak jaringan penambangan (mining) yang beroperasi, maka makin besar pula kekuatan komputasi (hashrate) untuk menambang Bitcoin.
Jika negara-negara yang dominan pada operasi Bitcoin seperti Kazakhstan tidak bisa mengakses internet, maka operasi Bitcoin pasti akan terpengaruh, termasuk nilainya.
Harga Bitcoin Kamis (6/1/2022) menurun 8 persen menjadi sekitar 43.000 dolar AS (sekitar Rp 617 juta) per keping.
Sebenarnya, internet di Kazakhstan sudah pulih sejak hari Kamis (6/1/2022).
Namun, ternyata harga Bitcoin belum naik lagi, masih tetap seharga 43.000 dollar AS per keping.
Apakah harga Bitcoin akan kembali naik dalam waktu dekat, belum ada indikator yang terlihat.
Jadi begitu pentingnya akses internet bagi operasi Bitcoin, apalagi jika banyak komunitas miner di negara seperti Kazakhstan.