Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Transaksi Tunai Masih Dominan, Fintech Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Wahyu Subyanto - Kamis, 11 November 2021 | 14:30
Ilustrasi OY! Indonesia
kompas.com

Ilustrasi OY! Indonesia

Salah satu pemain di industri fintech adalah OY! Indonesia. Perusahaan yang terbentuk sejak tahun 2017 ini menyebut layanannya sebagai money movement.

Bisnis mereka memfasilitasi semua proses keuangan, mulai dari kebutuhan sehari-hari individu hingga kebutuhan bisnis di antara beberapa institusi, mulai dari berbagai bank komersial, bank digital, P2P Lending, e-money, dan perusahaan fintech lainnya.

Baca Juga: Telegram dan WhatsApp Kerap Jadi Sarang Fintech Ilegal, Kok Bisa?

Menariknya, OY! Indonesia merupakan startup fintech yang memadukan antara sistem online dengan offline.

Indonesia itu unik sebagai salah satu negara dengan perputaran uang yang sangat besar. Perputaran uangnya itu lewat beragam media.

"Ada yang digital dan ada pula yang cash. Kami melayani transaksi keduanya. Boleh dibilang, kami adalah aggregator dari sumber keuangan,” kata Chief Executive Officer (CEO) OY! Indonesia, Jesayas Ferdinandus.

Jesayas melanjutkan, ada alasan mengapa pihaknya membantu menghadirkan layanan untuk transaksi tunai.

Berdasarkan data yang dimiliki, sebanyak 85 persen transaksi di Indonesia masih menggunakan cash.

Meski banyak UMKM yang mencoba menjual barang secara online, faktanya masih banyak di antara mereka yang melakukan transaksi menggunakan cash.

“UMKM itu walaupun mencoba jualan online, transaksi mereka masih banyak yang cash."

"Kami ingin support mereka. Oleh sebab itu, kami tidak hanya memberikan layanan untuk sistem online saja,” jelas dia.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x