Follow Us

Transaksi Tunai Masih Dominan, Fintech Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia

Wahyu Subyanto - Kamis, 11 November 2021 | 14:30
Ilustrasi OY! Indonesia
kompas.com

Ilustrasi OY! Indonesia

Nextren.com - Di Indonesia, distribusi uang masing sangat didominasi oleh uang fisik, yang mencapai 85 persen.

Hal itu membuka peluang besar bagi tumbuhnya startup fintech, yang bisa memberikan solusi atas berbagai masalah keuangan yang ada di masyarakat.

Teknologi finansial atau fintech diprediksi memiliki peran besar terhadap percepatan pemulihan ekonomi.

Bahkan Presiden Joko Widodo menyatakan harapannya bahwa keberadaan fintech akan turut mendorong Indonesia menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia tahun 2030.

Baca Juga: Efek Hadirnya Pinjol Ilegal, Kredivo: Memperburuk Citra Fintech

Berdasarkan riset CEIC, Indonesia menjadi negara kedua terbesar di kawasan Asia Tenggara dengan perputaran uang kartal dan giral dengan nilai US$1,5 triliun pada tahun 2020.

Di posisi puncak ada Singapura yang memiliki perputaran uang sebesar US$2,3 triliun pada periode yang sama.

Perputaran uang itu dilakukan dengan berbagai bentuk transaksi antara lain bank tradisional, uang tunai, pemerintah, perusahaan fintech, e-money, serta digital bank.

Menurut Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), maraknya fintech saat ini akan mengakibatkan massifnya transaksi non tunai.

Ketika transaksi non-tunai semakin umum bagi kalangan masyarakat, maka akan muncul bisnis-bisnis baru di industri ini.

“Jadi semakin cashless akan terjadi efisiensi dan terus muncul bisnis-bisnis digital."

"Ini akan menciptkaan tenaga kerja yang lebih besar lagi dan tentunya mendorong ekonomi Indonesia,” kata Bhima saat diskusi virtual bertajuk ‘Peran Fintech Dorong Ekonomi Digital Indonesia’ yang digelar Forum Wartawan Teknologi (FORWAT), Rabu (10/11/2021).

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest