Nextren.com - Meski mendapatkan potensi dan peluang besar dari digitalisasi pasca pandemi, tantangan industri berlangsung sangat ketat.
Hal itu ditandai mergernya dua operator besar untuk keberlangsungan bisnisnya.
Operator seluler XL Axiata bisa menjaga pertumbuhan pendapatan secara berturut-turut, sekaligus mempertahankan kinerja positifnya sepanjang kuartal ketiga 2021.
Hal itu ditandai pendapatan yang tumbuh 1,5% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ).
EBITDA juga naik 1,5% QoQ dengan tingkat margin sehat di atas 50%.
Sedangkan total jumlah pelanggan bertambah 1,2 juta selama periode triwulan ketiga ini, dengan ARPU blended juga sehat di Rp 37 ribu.
Baca Juga: PeduliLindungi Akan Segera Jadi Syarat Masuk Dua Pasar Tradisional ini Ada pendapatan data terhadap pendapatan layanan (service revenue) yang meningkat menjadi 95%, dengan penetrasi smartphone mencapai 92% dari total pelanggan. Pencapaian kedua hal itu terbilang tertinggi di industri telekomunikasi saat ini.
Meskipun kompetisi industri tetap ketat, investasi pembangunan jaringan data pita lebar tetap dilanjutkan.
Saat ini jaringan 4G XL Axiata disebut menjangkau 458 kota/kabupaten dengan 69 ribu BTS 4G.
Sedangkan secara total, jumlah BTS (2G/3G/4G) milik XL Axiata sebanyak 153 ribu.
CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, “Di tengah kompetisi industri yang tidak pernah kendor, kami tetap melanjutkan digitalisasi secara end-to-end di hampir semua lini bisnis."
Caranya antara lain dengan mengimplementasikan analisa berbasis artificial intelligence untuk meningkatkan efisiensi dalam operasional.
Selain itu juga tetap membangun jaringan untuk meningkatkan kualitas layanan seiring dengan trafik yang juga terus meningkat.
Total pendapatan selama periode kuartal ketiga 2021 sebesar Rp 6,8 triliun, dengan Rp 6,3 triliun di antaranya merupakan pendapatan layanan.
Baca Juga: Perbandingan POCO F3 vs realme GT Neo2, HP 5G Gahar di Kelas Menengah
Sementara total pendapatan sepanjang sembilan bulan 2021, tercatat Rp 19,8 triliun. Sebanyak Rp 18,3 triliun di antaranya merupakan pendapatan layanan.
EBITDA kuartal ketiga 2021 tercatat sebesar Rp 3,4 triliun, dengan margin 50%. Sedangkan EBITDA sepanjang sembilan bulan tercatat Rp 9,9 triliun. Laba bersih di periode sembilan bulan 2021 sebesar Rp 1,02 triliun, sedangkan laba bersih yang dinormalisasi sebesar 835 miliar. Sepanjang triwulan ketiga 2021 ini, biaya operasional meningkat 1% dari kuartal sebelumnya (QoQ), antara lain biaya penjualan dan pemasaran yang meningkat karena pertumbuhan distribusi yang bertambah luas.
Lalu biaya infrastruktur juga meningkat karena upaya perluasan jaringan yang juga terus dilakukan ke berbagai wilayah.
Biaya regulasi meningkat karena kenaikan biaya frekuensi, demikian juga biaya overhead meningkat karena biaya konsultasi yang lebih tinggi sebagai akibat dari proyek yang sedang berlangsung.
Di sisi lain, biaya karyawan bisa dijaga tetap lebih rendah, demikian juga biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya. Pendapatan dari data di periode triwulan ketiga 2021 terus tumbuh, dan mencapai Rp 6 triliun, meningkat sebesar 2% dari kuartal sebelumnya (QoQ).
Baca Juga: 3 Cara Admin Grup Facebook Cari Uang, Kini Ada Fitur Resminya!
Pencapaian ini sekaligus meningkatkan kontribusi pada total pendapatan layanan menjadi sebesar 95%, meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 94%.
Pendapatan data ini tidak terlepas dari pertumbuhan trafik di sepanjang triwulan ketiga 2021, sebesar 10% QoQ, dari 1.572 PB menjadi 1.722 PB.
Jika menggunakan penghitungan selama periode sembilan bulan, trafik data meningkat setinggi 34% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Posisi neraca tetap bisa dijaga dalam posisi sehat dan terkendali, meskipun jumlah hutang meningkat di periode sembilan bulan.
Tercatat, hutang kotor meningkat 25% YoY dan hutang bersih meningkat 28% YoY.
Free Cash Flow (FCF) berada pada tingkat yang sehat, meskipun turun sebesar 26%, ke angka Rp 3,6 triliun karena adanya peningkatan belanja modal (capex) untuk mendukung pembangunan jaringan dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan. Untuk rasio hutang bersih terhadap EBITDA mencapai 0,5x. Perusahaan tidak memiliki utang berdenominasi USD.
Sebesar 70% dari pinjaman yang ada saat ini berbunga floating dan pembayarannya dikelola hingga dua tahun ke depan. Untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan, XL Axiata telah membelanjakan capex yang lebih besar.
Hingga periode sembilan bulan 2021, capitalized capex meningkat 25% YoY menjadi Rp 6,4 triliun, sedangkan committed capex meningkat 24% YoY menjadi Rp 4,5 triliun.
Baca Juga: Teknologi INCAR di Mobil Polda Jatim, Pantau Pelanggar Lalu Lintas!
Peluang bisnis Sejumlah peluang positif di dalam Industri Telekomunikasi Indonesia yang direspon perusahaan.
Salah satunya terkait merger antaroperator yang berpeluang meningkatkan dinamika kompetisi yang lebih seimbang di industri.
Kemudian, mengenai pelonggaran PPKM telah meningkatkan aktivitas ekonomi.
Berlanjutnya program kuota pendidikan fase ketiga oleh pemerintah memberikan peluang operator untuk ikut berpatisipasi. Selanjutnya, terus berkembangnya cara kerja digital, sekolah, dan kehidupan sehari-hari telah menciptakan permintaan data dalam jangka panjang.
Peluang lainnya berupa peningkatan permintaan layanan fixed broadband – fiber to the home (FTTH), di mana telah tersedia layanan XL Home dengan area layanan yang terus meningkat.
Selain itu, keberadaan UU Ciptakerja juga bermanfaat positif dalam jangka panjang, termasuk untuk efisiensi capex dan opex dalam menyediakan layanan 5G. Di sisi lain, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi sepanjang sembilan bulan 2021.
Salah satunya adalah akan terus berlanjutnya kompetisi yang ketat antar operator.
Meningkatnya intensitas kompetisi sejak akhir tahun 2020 lalu terasa berdampak pada pertumbuhan industri.
Terkait pandemi Covid-19 yang masih terus membayangi dan berdampak langsung pada pemulihan ekonomi secara umum.
Selanjutnya, ada juga tantangan terkait dampak dari global supply chain yang bisa mempengaruhi persediaan bahan baku dan produksi
Baca Juga: Alfatech Indonesia Rilis River mini, Bisa Charge 7 Perangkat Sekaligus Penanganan Covid-19 Dalam menghadapi pandemi Covid-19, sejumlah inisiatif dilakukan untuk melindungi karyawan dan kelangsungan usaha.
Aktifitasnya adalah vaksinasi 99% lebih karyawan dan lebih dari 95% anggota keluarga karyawan, menyediakan dokter inhouse guna melayani tes Covid-19 bagi lebih dari 8.000 karyawan, dan melanjutkan kebijakan work from home (WFH) sejak Maret 2020.
Inisiatif untuk mempermudah pelanggan antara lain adalah memberikan subsidi kuota data bagi mahasiswa untuk mendukung program pemerintah, akses gratis ke Hotline dan meningkatkan kapasitas di 6.000 BTS 4G di sekitar rumah sakit rujukan Covid-19.
Ada pula diskon 15% untuk upgrade plan XL Prioritas hingga 100GB.Ketersediaan SIM Card di 15.000 kios pulsa/umkm dipastikan dan saluran penjualan dan isi ulang ditambahkan secara digital.