Follow Us

GPU Bekas Penambang Bitcoin di China Dijual Murah, Impian Gamer Terwujud?

Wahyu Subyanto - Sabtu, 03 Juli 2021 | 18:47
Perusahaan mining Bitcoin
thenational.ae

Perusahaan mining Bitcoin

Nextren.com - Harga mata uang kripto terus berjatuhan akhir-akhir ini. Hal ini bermula di China sebagai pusat para penambang mata uang kripto, yang mendapatkan tindakan keras dari pemerintah.Alhasil harga mata uang kripto berguguran, dan berimbas ke berbagai hal termasuk harga kartu grafis sebagai salah satu komponen utama penambang uang kripto.Langkah pemerintah China meredam aktivitas penambangan mata uang kripto berdampak ke berbagai hal.

Baca Juga: Naas! Pembuat Crypto Ethereum Rugi Triliunan Rupiah Efek Kripto AnjlokMisalnya harga Bitcoin yang terus anjlok, hingga performa hashrate mata uang kripto tersebut yang kian turun. Namun tekanan dari pemerintah "Negeri Tirai Bambu" ini konon juga memiliki dampak positif bagi konsumen, khususnya gamer.Dampak positifnya adalah turunnya harga GPU, alias kartu pengolah grafis mumpuni yang biasanya digunakan untuk kegiatan penambangan. Kini, "impian" gamer menginginkan GPU mumpuni agaknya menjadi kenyataan.

Apa alasannya dan seperti apa kondisinya, yuk simak di halaman berikutnya.

Berdasarkan sejumlah laporan, para penambang kripto di China beramai-ramai menjual GPU yang telah digunakan untuk mining dengan harga murah. Beberapa GPU yang dijual, berdasarkan forum asal Taiwan, PTT, mencakup GPU terkini dari Nvidia RTX 3000 Series dan GTX 1000 Series, serta GPU Radeon RX 6000 Series dan RX 400 Series buatan AMD. Beragam GPU tersebut dijual dengan harga yang cukup terjangkau di sejumlah e-commerce lokal di sana. Kartu grafis GeForce RTX 3070, misalnya, dijual dengan harga 3.120 dolar Hong Kong atau sekitar Rp 5,8 juta.

Baca Juga: Negara Ini Segera Jadi yang Pertama Jadikan Bitcoin Mata Uang Legal

Sebelumnya, GPU tersebut konon sulit didapatkan di pasaran dengan harga resmi 500 dolar AS (Rp sekitar Rp 7,2 juta) dan pengguna harus rela merogoh kocek sekitar 900 dolar AS (sekitar Rp 13,1 juta) agar bisa meminangnya. Ada pula GPU GeForce RTX 3060 Ti yang kini dibanderol sekitar 309 dolar AS (sekitar Rp 4,5 juta) dan RTX 3060 yang dilego di kisaran angka 244 dolar AS (sekitar Rp 3,5 juta), sebagaimana dirangkum dari Techspot, Jumat (2/7/2021). Perlu dicatat, meski harganya murah, aneka GPU yang dijual miner ini kemungkinan besar pernah "dipaksa" menyala selama 24 jam tanpa henti karena bekas kegiatan penambangan. Sehingga, kondisinya bisa jadi akan berkurang drastis karena pemakaian ekstrem.

China meredam Bitcoin dkk Sebagai informasi, penyebab para penambang di China berbondong-bondong menjual GPU diduga kuat memang karena otoritas setempat menutup sejumlah tambang Bitcoin di sana. Diperkirakan, 90 persen kapasitas mining Bitcoin di China sudah lenyap karena hal tersebut. China sendiri digadang-gadang sebagai pusat aktivitas penambangan kripto di dunia. Bahkan, berdasarkan data Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index April 2020 lalu, negara tersebut berkontribusi terhadap 65 persen total kinerja penambangan (hashrate) Bitcoin seluruh dunia.

Baca Juga: 3 Waktu Terbaik Jual Crypto, Panduan Awal Investor Pemula Aset KriptoKarena tergolong masif, kegiatan mining ini tentunya menyedot listrik dalam jumlah besar, sehingga bertentangan dengan visi pemerintah China mengurangi emisi karbon pada 2030 dan menjadi negara netral karbon pada 2060 mendatang. Otoritas China pun bergerak dan menutup tambang-tambang kripto di sejumlah wilayah, termasuk Xinjiang dan Sichuan yang menjadi pusat aktivitas mining di negara tersebut. Pemerintah China turut memerintahkan perusahaan listrik dan bank-bank besar untuk menyelidiki apabila ada pelanggannya yang melakukan kegiatan terkait mata uang kripto. Untuk listrik, penyedia bisa melaporkan pemakaian daya yang "tidak wajar", sedangkan bank bisa memblokir rekening nasabah apabila mereka ketahuan melakukan perdagangan cryptocurrency.Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penambang Bitcoin di China Ramai-ramai Jual GPU dengan Harga Murah"Penulis : Bill Clinten

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest