Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

4 Hal yang Diidamkan Penjual di Marketplace, Hasil Riset Pelaku UMKM di Indonesia

Wahyu Subyanto - Senin, 10 Mei 2021 | 16:31
Ilustrasi Belanja Online

Ilustrasi Belanja Online

Nextren.com – Selama ini kita mungkin sering membahas e-commerce dari sisi konsumen atau pembeli. Padahal kenyamanan para penjualnya juga sangat menentukan kenyaman semua pihak.

NeuroSensum, perusahaan riset konsumen berbasis neurosains dan kecerdasan artifisial, melakukan studi kualitatif mengenai kecenderungan konsumen dalam memanfaatkan online marketplace untuk berbelanja kebutuhan lebaran.

Hasil studi tersebut menyebutkan 80% masyarakat memanfaatkan marketplace dan e-commerce untuk meriset barang-barang yang akan dibeli dan sebanyak 69% di antaranya bersiap berburu diskon online saat setelah menerima Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran 2021.

Kebutuhan belanja secara online di masa pandemi juga turut meningkatkan pendapatan para seller di sejumlah online marketplace.

Baca Juga: Sepi Pengguna, Aplikasi Clubhouse Akhirnya Merambah ke Android

Bagi para seller, momen seperti Idul Fitri menjadi peluang besar untuk meraup keuntungan berlipat ganda.

Konsumen yang telah memperoleh THR biasanya membelanjakan uangnya terutama untuk produk fashion selain kue, parsel, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

“Tantangannya, selepas momen hari raya, konsumen cenderung mengurangi kebutuhan untuk berbelanja online."

"Dari studi kualitatif lainnya, NeuroSensum juga mendapati empat hal yang diinginkan oleh para penjual di online marketplace agar lapak jualan mereka tetap ramai,” ungkap Grace Oktaviana, Associate Director, NeuroSensum.

Dari riset kualitatif yang dilakukan NeuroSensum, Shopee dianggap sebagai e-commerce ideal oleh para seller di online marketplace.

Dalam wawancara, mereka menyebutkan empat hal yang diinginkan oleh para seller di online marketplace antara lain:

1. Gratis ongkir

Pertama, gratis ongkir (ongkos kirim) merupakan hal yang paling digemari konsumen, sekaligus oleh para penjual online.

Banyak dari mereka yang menyatakan bahwa gratis ongkir adalah salah satu fitur Shopee yang mampu meningkatkan jumlah pesanan.

Seperti pernyataan Nanda, seorang penjual aksesoris daring, yang menyebut gratis ongkir sangat berpengaruh terhadap jumlah pesanan, bahkan bisa meningkat 100% atau dua kali lipat dibanding biasanya.

Baca Juga: 88 Persen Pengguna iOS 14.5 Tak Ijinkan Pelacakan Aplikasi, Sadar Privasi!

Selain itu, promo tanggal kembar misal seperti 5.5 atau 12.12 hingga flash sale juga terbukti secara efektif meningkatkan pesanan atau volume penjualan usaha mereka.

"Subsidi ongkir itu sangat membantu untuk daya tarik pembeli karena lokasi seller juga berpengaruh."

"Masalahnya terkadang pembeli bisa berpikir dua kali kalau ongkirnya mahal."

"Kayak saya kan lokasinya di Malang. Pembeli biasanya akan cari yang lokasinya dekat-dekat biar ongkirnya bisa murah."

"Kalau ada free ongkir, lokasi bukan lagi hambatan. Saya tetap kirim barang ke Jakarta, Bali, Sulawesi, atau Kalimantan," tutur salah satu responden yang memiliki toko fashion dan aksesoris dari Malang, Jawa Timur.

2. Layanan untuk Penjual

Kemudian adanya seller service yang disediakan online marketplace terbukti membantu perkembangan usaha mereka.

Salah satunya adalah Relationship Manager (RM) yang disediakan oleh Shopee turut membantu para penjual.

Keberadaan RM sebagai seller service menjembatani penjual dengan pihak marketplace, misalnya untuk menginformasikan promo yang akan berlangsung, atau memberikan pendampingan apabila ada kendala dalam sistem, transaksi maupun masalah pengaduan.

RM juga aktif sebagai personal reminder untuk mengingatkan para penjual agar tetap eksis berdagang dan bersaing secara sehat.

Baca Juga: Promo Samsung Galaxy A Series di Shopee, Buruan Mulai 1 Jutaan Aja

“Kegagapan teknologi dan marketing digital kerap menjadi tantangan UMKM berlaga di e-commerce."

"Mereka sering kali tidak update atau bahkan tidak mengetahui mengenai promosi-promosi yang dapat mereka lakukan di e-commerce. Nah, tugas RM ini menjembatani gap antara seller dan marketplace tersebut,” tambah Grace.

3. Program edukasi

Selanjutnya, program edukasi berupa pelatihan offline maupun online, yang membantu dan membimbing penjual untuk mengembangkan bisnis.

Topik edukasi yang diberikan oleh Shopee untuk penjual cukup beragam, mulai dari edukasi untuk mengunggah produk di toko online, strategi beriklan, sampai edukasi tentang cara mengelola gudang yang baik.

Berbagai tips yang diberikan oleh online marketplace telah diterapkan oleh penjual dan terbukti membantu menyelesaikan masalah.

“Pelatihan tata kelola gudang, misalnya, membantu para seller mengoptimalkan ruang gudang yang ada untuk mengakomodasi flow penjualan."

"Misalnya memisahkan barang untuk toko fisik dengan online, dan sebagainya. Jadi ketika berhitung berapa barang yang keluar, apakah perlu supply lagi, itu semua terpantau dengan baik dengan tata kelola gudang yang baik,” tambah Grace.

Baca Juga: Ambisi Huawei Hilangkan Sistem Android di Pasar Smartphone di China

4. Iklan e-commerce

Terakhir adalah exposure yang gencar dari e-commerce atau online marketplace ke publik.

Menurut para penjual, iklan Shopee di media elektronik televisi, media luar ruang, atau media sosial juga menjadi bentuk dukungan konkret untuk meningkatkan penjualan. Mereka beranggapan semakin banyak iklan Shopee yang beredar maka kesadaran masyarakat otomatis semakin tinggi.

Ujung-ujungnya calon konsumen potensial akan datang untuk melihat dan berbelanja di toko-toko online yang ada di Shopee.

Dengan dukungan empat hal di atas, kolaborasi antara seller dan online marketplace bisa terjalin secara baik dan saling menguntungkan.

Sejatinya, e-commerce atau online marketplace ideal adalah yang bisa bertumbuh, berkembang bersama penjual.

Serta mampu memberikan solusi terbaik agar menciptakan sinergi yang seimbang dan berkelanjutan sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x